Mukhlis Basri Ikut Ramaikan Prosesi Adat Lampung "Malaman"

Mukhlis Basri Ikut Ramaikan Prosesi Adat Lampung

[caption id="attachment_22972" align="aligncenter" width="1024"] H.Mukhlis Basri Anggota terpilih DPR RI Provinsi Lampung ikut meriahkan tradisi Ramadhan Malaman, di Pekon Muarajaya II. Kecamatan Kebuntebu[/caption]

Medialampung.co.id, KEBUNTEBU - Pergelaran budaya "Malaman Buka Dibbi", tradisi adat suku lampung, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang disajikan warga Pemangku Sinarjaya, Pekon Muarajaya II, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) pada malam penutupan puasa ramadhan 1440 Hijriah, 2019, Selasa 4/6/2019, berlangsung meriah.

Dalam acara yang dimotori muda mudi itu tampak hadir Tokoh Masyarakat (Tokmas) Provinsi Lampung, anggota terpilih DPR RI, 20219-2024 yang juga mantan Bupati Dua periode Lambar Drs. Hi. Mukhlis Basri, M.M., serta Dua anggota terpilih DPRD Lambar priode 2019-2024, Ahmad Ali Akbar, S.H., Tomi Ardi, S.H., dan Peratin Yan Sopian.

Ahmad Ali Akbar, menyebutkan dilaksanakannya tradisi yang merupakan salah satu warisan budaya adat lampung itu, selain memang saat ini merupakan momentumnya yakni sebagai tanda penutup pelaksanaan puasa bulan ramadhan, juga upaya menghidupkan kembali tradisi tersebut yang saat ini mulai terkikis zaman. "Malaman, ini merupakan tradisi adat yang dilaksanakan bulan ramadhan persisnya pada malam 27 puasa atau disebut Malaman Pitu Likhuk juga pada malam takbiran yakni Malaman Buka Bibi," ungkapnya.

Yang mana dalam sajiannya perayaan "malaman" tersebut sejenis "ritual" yakni warga melakukan penerangan halaman, lingkungan kampung menggunakan media berupa batok kelapa yang disusun sedemikian rupa kemudian dibakar, sembari warga berkeliling kampung dengan menggunakan obor. "Ritual ini dipercayai untuk memberikan nuansa terang dalam kampung karena pada Dua malam itu arwah-arwah pulang kembali ke rumah menyambut kemenangan setelah melaksanakan puasa," tegasnya.

Namun kata Akbar (sapaan akrab Ahmad Ali Akbar), yang juga Ketua Karang Taruna Indonesai (KTI) Kabupaten Lambar, diera modern seperti ini pelestarian budaya-budaya seperti itu tentunya sebagai wadah dalam menjaga persatuan sekaligus menjadi pengikat tali persaudaraan. "Saat ini budaya seperti ini bukan lagi sekedar ritual terkait keyakinanan didalamnya, melainkan menjadi salah satu wadah silaturahmi dan mempertebal kebersamaan ditengah kesibukan," ujar dia.

Pada kesempatan itu Akbar, menyampaikan terimakasih kepada para muda mudi, maupun jajaran kepanitiaan, meskipun saat ini zaman modern. Namun masih tertanam dibenak pemuda pemudi untuk mengajak masyarakat kembali melestarikan warisan budaya agar tetap terjaga. Sekaligus memperkenalkan kepada muda mudi bahwa suku lampung memiliki hasanah budaya yang melimpah. "Harapan saya budaya ini agar terus disajikan setiap tahunnya, dalam upaya meningkatkan kreatifitas sekaligus mengimbangi zaman milenial. Saya juga memesankan jangan lupakan regenerasi agar budaya ini tidak terputus." (rin/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: