Loekman : Jangan Jual Gabah, Tapi Beras Siap Konsumsi

Loekman : Jangan Jual Gabah, Tapi Beras Siap Konsumsi

Medialampung.co.id - Pengurus Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) Lampung Tengah dikukuhkan Bupati Loekman Djoyosoemarto di Omah BJW, Kampung Bumimas, Kecamatan Seputihagung.

Dengan dikukuhkannya pengurus LUPM yang diketuai Aleck Martono, Loekman berharap tidak ada lagi gabah keluar Lamteng.

"Mudah-mudahan dengan dikukuhkannya Asosiasi LUPM Lamteng bisa bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi Lamteng punya potensi besar di bidang pertanian. Saya juga  berharap agar tak ada gabah lagi yang keluar Lamteng. Tapi, harus siap dikonsumsi atau sudah menjadi beras. Jangan sampai kita jual gabah, berasnya masuk ke kita lagi. Banyak kerugian jual gabah. Kalau kita kelola sendiri, dedak dan katulnya bisa dimanfaatkan untuk menambah keuntungan. Contohnya seperti beras merek Talangpadang, padinya dari Lamteng digiling di Pringsewu," katanya saat memberikan pengarahan.

Dalam mengelola pertanian maupun hasilnya, kata Loekman, sudah harus menggunakan alat yang modern. "Jangan pakai alat jadul untuk mengelola pertanian dan hasilnya sehingga hasilnya di bawah standar, harus modern. Zaman sudah semakin modern. Jika tak diikuti, kita semakin ketinggalan," ujarnya.

Dalam bidang pertanian, kata Loekman, dirinya sudah minta Dinas Pertanian dan TPH agar menyosialisasikan kepada petani untuk menanam dengan pupuk organik. "Gunakan pupuk organik. Hasilnya jauh lebih mahal dan sehat. Sekarang ini banyak bahan pangan yang tidak aman. Karena itu gunakanlah pupuk organik," ungkapnya.

Masalah pemasaran  yang banyak dikeluhkan sulit, Loekman menyatakan bisa dipasarkan kepada pegawai di Lamteng. "Pemasaran sulit, banyak pegawai Lamteng. Siapkan saja dan kemas dengan baik. Nanti dibantu. Ini upaya kita melindungi pengusaha pangan. 

Dibentuknya Asosiasi LUPM, Loekman juga berharap bisa memperkuat daya saing. "Saya harap betul Asosiasi LUPM bisa memperkuat daya saing. Memang hal ini juga butuh keterlibatan pihak swasta dan masyarakat. Jangan selalu berharap bantuan pemerintah, masyarakat harus bisa jadi pengusaha. Mudah-mudahan menjadikan Lamteng terhebat di Lampung bisa terwujud. Bila perlu impor gabah kelola di sini untuk membangkitkan ketahanan pangan. Kita punya lahan untuk mengelolanya. Peralatannya nanti kita minta bantuan pemerintah pusat," ungkapnya.

Sedangkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lamteng Jumali menyatakan Asosiasi LUPM dibentuk untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok. "LUPM diharapkan bisa menyerap produk pertanian dengan harga layak dan menguntungkan petani; mendukung stabilitas pasokan dan harga pangan pokok; serta memberikan kemudahan akses konsumen atau masyarakat terhadap bahan pangan pokok yang berkualitas dan harga yang wajar," katanya.

Jumali melanjutkan, LUPM Lamteng telah berjalan sejak 2016 yang dialokasikan untuk komoditas beras. "Sekarang ini sudah ada 24 LUPM yang tersebar di setiap kecamatan di Lamteng. Setiap LUPM berkewajiban memasok beras 50 ton per tahun ke Toko Mitra Tani (TMT) dengan harga Rp8.500 per kg. Kemudian TMT menjual ke masyarakat beras seharga Rp8.800 per kg. Sekarang ini LUPM telah memasok 2.500 ton beras ke 49 TMT di seluruh Lamteng. Secara tak langsung LUPM berperan mengatasi anjloknya harga pada masa panen raya," ungkapnya.

Sebelum adanya LUPM, kata Jumali, petani jual gabah ke pengepul sehingga harganya lebih murah. "Adanya LUPM bisa menjaga stabilitas harga di tingkat petani maupun masyarakat," tegasnya. (sya/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: