Kasus DBD Meningkat, 84 Warga Lambar Terinfeksi

Kasus DBD Meningkat, 84 Warga Lambar Terinfeksi

Medialampung.co.id -  Jumlah warga di Kabupaten Lambar yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga November tahun 2019 tercatat mencapai 84 orang.

“Berdasarkan data dari puskesmas hingga November, jumlah warga Lambar yang terkena DBD sebanyak 84 orang,” kata  Sekretaris Dinas Kesehatan Suhendrawati, S.K.M, M.P., mendampingi Kepala Dinkes Paijo, S.K. M. M.Kes.

Menurut dia, dari 84 orang yang terkena DBD itu, rinciannya Puskesmas Buanyerupa merawat 22 orang, Puskesmas Liwa 18 orang, puskemas batubrak tujuh orang, Puskesmas Batuketulis delapan orang, Puskesmas Pajarbulan tujuh orang, Puskesmas Lumbok enam orang, Puskesmas Kebuntebu lima orang, Puskesmas Kenali tiga orang, Puskesmas Pagardewa tiga orang, Puskesmas Gedungsurian dua orang, Puskesmas Airhitam dua orang, serta Puskesmas Sekincau satu orang. “Rata-rata warga yang terkena DBD itu merupakan kasus import dari luar Lambar. Sebanyak 84 orang itu saat ini sudah sembuh,” kata dia.

Menurut Suhendrawati, kasus DBD di Kabupaten Lambar tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2018 lalu (18 orang). Hal itu disebabkan karena mobilisasi masyarakat tinggi, curah hujan tinggi serta berdasarkan pola siklus DBD lima tahunan bahwa tahun ini kasus DBD luar biasa.

Ia juga mengaku bahwa pihaknya bersama puskesmas telah melakukan upaya pengendalian, yaitu melalui sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pemberian abatisasi, serta fogging di sejumlah lokasi, seperti di Pekon Pagardewa, Pekon Buanyerupa Kecamatan Sukau, Gang Garpu Kelurahan Waymengaku Kecamatan Balikbukit, Pekon Bakhu Kecamatan Batuketulis, Pekon Mutaralam Kecamatan Waytenong, serta Pekon Kagungan dan Pekon Lombok Kecamatan Lumbokseminung. Kemudian Pekon Purajaya, Pekon Purawiwitan dan Pekon Cipta Mulya Kecamatan Kebun Tebu.

“Ada beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya apabila ada yang mengalami demam segera periksakan ke puskesmas terdekat, sebab ciri-ciri DBD diawali dengan demam dengan suhu badan yang panas. Kemudian sewaktu-waktu suhu panas turun, kebanyakan mereka berasumsi bahwa saat panasnya turun berarti sudah sembuh, itu salah, justru saat suhu badan turun itu adalah masa kritis, sehingga kami minta segera bawa ke puskesmas terdekat,” ajaknya.(lus/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: