Tak Berani Melawan, 77 Siswa SMP di Maumere Dijejali Kotoran Manusia

Tak Berani Melawan, 77 Siswa SMP di Maumere Dijejali Kotoran Manusia

Medialampung.co.id – Perlakuan tidak terpuji yang dilakukan oleh senior kepada juniornya di lembaga pendidikan kembali terjadi.

Kali ini 77 siswa Kelas VII Seminari Menengah Maria Bunda Segala Bangsa (BSB) di Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT yang mengalami aksi tidak manusiawi yang dilakukan kakak kelasnya dikenal dengan sebutan socius (kakak pembina).

Mereka dihukum memakan kotoran manusia (feses) di salah satu ruang kelas sekolah itu pada Rabu (19/2) lalu.

Menurut pengakuan Arnold (nama samaran) salah satu siswa yang menjadi korban perilaku para socius tersebut mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika salah satu siswa ingin buang air, namun pintu menuju toilet terkunci.

Karena sudah tidak tahan, siswa tersebut terpaksa buang air besar di kantong plastik yang berada di dekatnya pada saat itu.

"Saat itu, dua socius kami lewat dan lihat itu. Dia tanya, kenapa, Sa pu teman bilang ada tai. Setelah itu dia kumpulkan kami semua lalu suruh kami makan tai terus mereka bilang supaya ada sejarah dalam hidup," tutur Arnold.

Para socius, lanjut Arnold, menjejali mulut mereka dengan feses menggunakan sendok makan hingga ke-77 siswa tersebut muntah-muntah.

"Kami jijik tapi kami terpaksa makan karena kami takut dipukul. Sebelum mereka suap, kami menangis, mereka suruh kami jangan menangis jadi kami diam. Sampai kami punya teman satu lari pulang lapor orang tua. Tidak lama, kami dengar kalau orang sudah kasih naik di WA grup orang tua. Baru tidak lama orang datang ke sekolah. Romo baru tahu kejadian itu hari Jumat, tanggal 21 Februari," ungkap Arnold.

Dia mengaku jika para oknum socius sering melakukan kekerasan kepada mereka. Namun mereka tidak berani melaporkannya kepada guru dan pimpinan sekolah karena mereka diancam akan dihukum lagi jika berani melapor.

Sementara itu, salah satu orang tua murid yang ditemui usai rapat bersama manajemen Seminari BSB dan orang tua, Avelinus Yuvensius, mengaku kecewa dengan kejadian tersebut.

"Anak saya, saya tidak tau jelas apakah dia juga disuruh makan atau tidak. Tapi sebagai orang tua, saya kecewa atas tindakan anak-anak ini," ungkapnya.

Para orang tua kemudian menuntut oknum socius tersebut harus dikeluarkan dari sekolah, namun pimpinan Seminari BSB mengatakan akan menyelesaikan persoalan tersebut secara internal kelembagaan.

"Tadi itu banyak yang sudah menyampaikan agar pelaku dikeluarkan tapi pihak sekolah mempertimbangkan karena mereka sudah kelas III. Jadi kami menunggu keputusan pihak sekolah dalam waktu dekat ini. Saya juga baru tahu hari ini, tiba-tiba dipanggil ikut rapat," ungkapnya.

Dirinya berharap, kasus tersebut dapat diselesaikan secara baik sehingga tidak berdampak buruk bagi lembaga tersebut.

Sementara itu, pihak sekolah yang hendak dikonfirmasi usai rapat bersama orang tua siswa enggan memberikan komentar kepada media. (*/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: