Yudha Targetkan 17 Pekon Mandiri di Tahun 2022

Yudha Targetkan 17 Pekon Mandiri di Tahun 2022

Medialampung.co.id - Hari kedua rangkaian sosialisasi penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Pekon (APBP) Tahun Anggaran 2020, oleh Dinas Pemerdayaan Masyarakat Pekon (DPMP), Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bersama Bapedda, dan Bagian Hukum Pemkab, yang dilaksanakan di Kecamatan Kebuntebu dan diteruskan di Kecamatan Sumberjaya berjalan lancar.

Seperti pada hari pertamannya, sosialisasi di dua kecamatan itu dipimpin Kadis DPMP Yudha Setiawan, S.Ip., tampak juga hadir Tenaga Ahli pendamping desa Anton Hilman, S.Si., utusan Bapedda dan Bagian Hukum Pemkab Lambar, Camat Kebuntebu Indrayani, M.Pd., di Kebuntebu, Camat Sumberjaya Agus Supriatna, S.P., di Sumberjaya dengan peserta sosialisasi Camat, Jurtul, Bendahara Pekon, Operator, Ketua Lembaga Hippun Pemekonan (LHP), dan Ketua Badan Usama Milik Desa (Bumdes).

Rangkaian kegiatan diawali dengan sambutan oleh camat, lalu pembinaan oleh Kadis DPM berupa pengarahan sinkronisasi program pusat, provinsi, kabupaten dan pekon. Dilanjutkan pembinaan oleh perwakilan bagian hukum.

Seterusnya pengarahan terkait koordinasi penanganan kemisikinan kecamatan dan pekon oleh perwakilan bappeda, plus pengarahan terkait IDM sebagai alat ukur progres Dana Desa (DD) dan strategi peningkatan status pekon. Dimana target Kadis PMP 2022 ada 17 Pekon mandiri di Kabupaten Lambar setelah dua pekon berhasil mandiri di tahun 2019.

Sebelumnya disampaikan Yudha  terkait sinkornisasi program pekon, dengan kabupaten, provinsi hingga nasional. Seperti tentang tiga program unggulan Pemkab Lambar tentang Kabupaten Konservasi, Literasi dan Tangguh Bencana.

Selain itu untuk memastikan DD dapat memberikan perubahan yang luar biasa di bidang ekonomi pekon. Mengingat dengan perjalanan DD saat ini sudah saatnya beranjak dari kegiatan infrastruktur ke pembedayaan masyarakat untuk menumbuhkembangkan pusat-pusat ekonomi masyarakatan.

Yudha menargetkan, tahun ini masing-masing camat bisa mendorong minimal satu pekon untuk membangun Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang mengelola wisata dan ekonomi. “Seperti halnya di Kecamatan Airhitam, kalau bicara soal tempat wisata Kampoeng Kopi masyarakat tidak asing lagi. Tapi ketika bicara masalah air terjun (curup) Mbah Gimo akan sangat luar biasa karana di insiasi camat dan dikelolo Bumdes,” terangnya.

Begitu juga terkait peningkatan peningkatan wawasan masyarakat, harus diadakan penedekatan swadaya masyarakat seperti kepada kelompok masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat dimasing-masing pekon.

Ditambahkan Anton Hilman, kemungkinan terwujudnya seluruh pekon di Kecamatan Sumberjaya menjadi pekon mandiri sangat besar, karena pekon di Sumberjaya sudah menggali dan mengembangkan potensinya, seperti fasilitas publik sekolah, fasilitas dan tenaga kesehatan, pasar, bumdes, kelompok tani, UMKM, dan lainnya. "Semua poin itu sudah ada di semua pekon, hanya saja saat ini pekon tinggal memaksimalan perannya dalam membina semuanya," tandas dia. (ius/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: