PDP yang Meninggal Asal Lampura Negatif Covid-19

Medialampung.co.id - Pasien Dalam Pengawasan (PDP), asal Kabupaten Lampung Utara (Lampura) dirawat di rumah sakit umum Daerah Adadi Cokrodipo Bandar Lampung, meninggal dunia, Minggu dini hari, (12/4), sekitar pukul 02.00 WIB.
Dari hasil pemeriksaan medis, pasien dipastikan meninggal bukan karena Covid-19.
Kepala Sekretariat Posko Terpadu Percepatan Penanganan Covid-19 Lampura, Sanny Lumi, mengatakan pasien dengan kode kasus PDP nomor urut 27, per tanggal laporan 10 April 2020, dari hasil Rapid Test dinyatakan jika pasien yang meninggal dunia tersebut negatif Covid-19.
”Ya, dia bukan meninggal karena Corona, tapi disebabkan riwayat penyakit lain yang dideritanya,” ujar Sanny Lumi, yang juga menjabat Plt. Kadis Kominfo Lampura, di Posko Terpadu Percepatan Penanganan Covid-19.
Dirinya juga menegaskan, pasien dimaksud telah dikebumikan pagi tadi (Minggu.red) oleh pihak keluarganya.
“Untuk itu,.saya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dengan isu-isu yang beredar. Bila ada informasi tentang perkembangan wabah virus corona dapat dilihat di website resmi yang disediakan pemerintah daerah (covid.lampungutarakab.go.id). Disana ada semua,” jelasnya.
Sementara, sempat beredar kabar bahwa yang bersangkutan positif terkonfirmasi Covid-19. Namun, hal itu dibantah oleh Kepala Sekretariat Posko Terpadu Penanganan Covid-19, Sanny Lumi.
Menurutnya, warga asal Bukit Kemuning itu tidak terpapar corona, meski memiliki riwayat perjalan dari luar daerah yang mewabah virus asal Wuhan, Tiongkok itu.
"Beliau meninggal pagi tadi sekitar pukul 02.00 WIB di RSUD Adadi Cokrodipo Bandar Lampung. Tidak benar kalau itu diakibatkan karena korona, karena hasil tesnya negatif," kata dia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir, pasien negatif korona. Surat keterangan dokter menyatakan bahwa meninggalnya pasien 19 karena penyakit lain.
"Jadi itu sebenarnya sudah di rapid test pertama, dan hasilnya negatif. Saat akan dilakukan uji kedua, bersangkut meninggal. Dari keterangan dokter merawat bersangkutan meninggal akibat penyakit lain," tegasnya.
Pihaknya berharap kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum tahu kebenarannya, apalagi sampai membuat kepanikan di tengah masyarakat.
"Hati-hati dalam bermedsos, jangan gaduh. Apalagi sampai membuat kepanikan di masyarakat, sudah banyak buktinya di dalam pemberitaan. Bila meresahkan akan berurusan dengan aparat (TNI-Polri), karena sudah ada atensi Presiden-RI, Joko Widodo," terangnya.
Terkait dengan proses pemakamannya, Sanny mengatakan telah dilaksanakan di lingkungannya berasal oleh keluarga pasien dalam pemantauan itu.
"Kalau pemakamannya sudah dilaksanakan pagi tadi, sekitar pukul 09.00 WIB. Tidak ada masalah saat prosesnya, dan dilakukan oleh keluarga dan kerabat dekatnya," pungkasnya.
Sebelumnya, satu pasien dalam pemantauan (PDP) terdeteksi di wilayah Kabupaten Lampura yang memiliki riwayat perjalan ke luar daerah atau orang dalam pantauan (ODP). (ozy/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: