Geger, Corona Varian India Masuk Indonesia
Medialampung.co.id - Beredar kabar kasus Covid-19 varian baru dari India telah masuk di Indonesia. Gubernur Khofifah menyampaikan temuan 3 kasus COVID-19 varian baru dari India yang ada di Jatim. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun mengambil beberapa langkah guna mengantisipasi agar varian India tidak masuk Surabaya. Seperti menggencarkan tes swab hunter. "Dari yang disampaikan Bu Gubernur, langkah khususnya swab dan tracing. Jadi testing, tracing, treatment. Kalau ada yang positif COVID-19 langsung tracing," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Senin (14/6/2021). Dia menambahkan tracing di Surabaya semakin diperkuat. Baik dari tenaga kesehatan (nakes) dan babinsa, kini lebih memasifkan swab tes massal ke warga Surabaya. "Swab hunter itu digerakkan, karena ada varian dari India. Kalau lengah, selesai. Nanti menyusahkan warga Surabaya, nanti lemah," ujarnya, seperti dikutip dari detik.com. Eri pun mengajak warga Surabaya terus kuat dan tidak lemah. "Harus saling menjaga dan jaga prokes. Nanti usaha kita jaga agar tidak jadi sia-sia," imbuhnya. Seperti yang dilakukan hari ini, Pemkot Surabaya melakukan swab PCR massal di Pasar Atom. Sebanyak 120 orang diswab dari target sasaran 500 orang. Hasilnya akan diketahui 1-2 hari ke depan. Sementara Kepala Dinkes Surabaya, Febria Rachmanita menyebut, penularan varian baru India ini lebih cepat. "Saya yakin virus ini sudah mutasi, saya lihat penularan lebih cepat dari kemarin, yang dari awal, sekarang posisi kita kembali ke awal tahun 2021," kata Fenny sapaan akrabnya. Untuk mengantisipasi penularan, Fenny mengatakan, pihaknya selalu menyampaikan kepada masyarakat Surabaya, meski sudah vaksin tetap harus menjaga protokol kesehatan. Satu senjata adalah menjaga dan taat protokol kesehatan. "Selain itu harus dilakukan percepatan vaksin, di Surabaya kita lakukan percepatan vaksin seluruh kecamatan, puskesmas door to door, kita lakukan vaksin massal di 5 titik serentak," jelasnya. Sebelumnya, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengindikasi varian baru mirip klaster COVID-19 di Kudus masuk ke Bangkalan. Sebanyak 3 sampel yang mengindikasikan adanya varian baru dari India. Hal tersebut merupakan hasil identifikasi dari 40 sampel kasus COVID-19 Bangkalan. Meski sebagian tidak semuanya sempurna, namun ada 3 sampel yang mirip dengan varian Kudus yang induknya dari India. Dari 40 sampel yang diteliti, sebanyak 24 sampel teridentifikasi. ITD Unair juga sedang mencari lagi virus untuk diproses lebih lanjut apakah ada varian baru. Nasih menegaskan, jika beberapa sampel yang dikirim ke ITD akan terus diteliti. "Tentunya kami kerja sama dengan kawan-kawan di Kemenkes, Balitbangkes, dan seterusnya. Intinya setiap ada kasus tertentu yang sifatnya menarik untuk ditelaah tentu harus dievaluasi di sini," ujarnya. (detikcom/mlo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: