Gajah Kerap Sambangi SPBU dan Pos TNBBS

Gajah Kerap Sambangi SPBU dan Pos TNBBS

Medialampung.co.id - Konflik gajah dan manusia di Kecamatan Suoh dan Bandarnegeri Suoh (BNS) tak kunjung terselesaikan. Masyarakat terus dihantui oleh satwa berbelalai yang terbagi di dua kelompok yakni kelompok Bunga dan kelompok jambul dengan jumlah total sebanyak 17 ekor. 

Untuk kelompok Bunga yang terpantau saat ini berjumlah 14 ekor saat ini terpantau berada di wilayah Pekon Banding Agung Kecamatan Suoh dan memasuki areal perkebunan dan sempat merusak empat rumah masyarakat.

Sementara untuk rombongan Jambul yang berjumlah tiga ekor, berada di wilayah Pekon Gunungratu Kecamatan BNS, dan beberapa kali mendekati pemukiman penduduk, bahkan sempat muncul dengan jarak hanya 20 meter dari Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Gunung Ratu, bahkan saat malam tiga ekor gajah tersebut tetap tetap tidak menjauh, selain berada di belakang SPBU juga tidurnya sering di belakang Pos Taman Nasional Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang tidak jauh dari lokasi SPBU. 

Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Lambar Wasisno Sembiring, SE., MP., bersama pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar sempat turun langsung menemui petugas dan masyarakat serta memantau langsung konflik yang terjadi di Pekon Gunung Ratu. 

Menurut Wasisno, ia langsung melakukan koordinasi dengan pihak TNBBS dan juga Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung dan pihak lainnya, untuk segera mencarikan solusi agar konflik yang terjadi tidak terus berkepanjangan dan bisa segera terselesaikan sehingga tidak lagi membahayakan masyarakat dan menimbulkan kerugian materi. 

"Hasil koordinasi yang saya lakukan, tiga ekor gajah yang kerap meneror warga Pekon Gunung Ratu dalam beberapa hari terakhir tersebut, itu tertinggal dari kelompoknya, sehingga dimungkinkan tiga ekor gajah tersebut sedang mencari keberadaan kelompoknya, karena itu upaya yang akan dilakukan adalah menggiring tiga ekor gajah tersebut untuk bertemu dengan kelompok lainnya yang saat ini terpantau berada di wilayah Pekon Banding Agung," ungkap Wasisno. 

Ia juga meninjau langsung pelatihan Satgas pekon yang dilakukan oleh pihak WCS dan TNBBS, yang diharapkan Satgas ini bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya korban dan mengantisipasi agar kawanan gajah tidak masuk ke pemukiman penduduk.

"Tentunya pemerintah daerah mendorong agar konflik ini bisa segera terselesaikan, karena masyarakat sudah banyak yang mengalami kerugian, baik karena tanaman yang selama ini menjadi sumber penghasilan dirusak gajah maupun masyarakat harus berhenti beraktivitas di kebun karena merasa was-was akibat keberadaan gajah tersebut," kata dia. 

Sementara itu, Anggota DPRD Lambar Sugeng Hari Kinaryo Adi yang selama ini aktif bersama masyarakat melakukan blokade dan penggiringan gajah mengatakan, total sudah sepuluh hari tiga ekor gajah berada di belakang SPBU dan Pos TNBBS. 

"Sudah ada lima kali gajah Jambul itu dekat dengan SPBU, tiba-tiba muncul, dan sempat akan menarik salah satu pengendara yang melintas tetapi alhamdulillah bisa menyelamatkan diri," ujarnya. 

Menurut Sugeng penyebab Gajah Jambul turun mendekati pemukiman penduduk di wilayah itu padahal sebelumnya telah dilakukan penggiringan, itu karena kondisi persediaan makanan di TNBBS habis, sementara persediaan makanan di wilayah yang saat ini terjadi konflik tersedia cukup banyak. 

"Selain itu mereka mencari kelompoknya, karena memang untuk Gajah Jambul ini jumlahnya lima ekor, dan dua ekor itu ikut Kelompok Bunga jadi itu juga menjadi salah satu penyebabnya," pungkas Sugeng. (nop/mlo) [video width="1080" "1920" mp4="https://medialampung.co.id/wp-content/uploads/2021/12/gajah.mp4"][/video]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: