Belum Habis Masalah Minyak Goreng, Gas LPG 3 Kg Ikut Langka

Belum Habis Masalah Minyak Goreng, Gas LPG 3 Kg Ikut Langka

Medialampung.co.id - Masalah kelangkaan minyak goreng di Waykanan belum teratasi, muncul pula masalah baru, dalam seminggu terakhir masyarakat mengeluhkan susahnya mendapatkan gas LPG 3 kg, dan bahkan kalau ada harganya sudah melambung tinggi jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Saya sudah cari ke sana kemari tetap tidak ada juga juga gas LPG 3 Kg dan pernah dapat dijual dengan harga Rp30.000 hingga Rp35.000 per tabung, taruhnya harganya mahal, artinya kalau ada uang bisa beli tetapi sudah mahal barangnya tidak ada," ucap Dedi warga Kampung Pakuan Sakti Dedi pada Medialampung.co.id, Kamis (3/2).

Persoalan yang dialami masyarakat Pakuan ratu sebenarnya sudah lama menjadi permasalahan bagi ibu ibu di Blambangan Umpu yang merupakan Ibukota Waykanan, dan bukan hanya gas 3 Kg tetapi saat ini bertambah masalah baru yakni hilangnya minyak goreng dipasaran.

“Untuk gas 3 Kg sudah lama langka di Blambangan ini, bukan hanya kami pengguna gas akan tetapi juga penjualnya pun heran kenapa gas jadi langka, padahal warga Blambangan Umpu ini sepertinya belum bertambah banyak, parahnya lagi sekarang ini ditambah dengan tidak adanya jualan minyak goreng, itu terjadi sejak ada menteri yang mengumumkan di TV kalau harga minyak goreng di seragamkan, terutama di minimarket semuanya kosong tidak menjual minyak goreng, mau kemana kami mengadukan masalah ini, sebab yang mengatur peredaran komoditi ini bukan Pemerintah Kabupaten melainkan Pemerintah pusat,” ujar Maksu In, warga Blambangan Umpu.

Masih menurut Maksu In, dengan kondisi ini sudah selayaknya kalau pemerintah menggelar pasar murah baik untuk gas 3 kg maupun untuk minyak goreng, sebab kedua komoditi ini merupakan kebutuhan pokok dari masyarakat, sementara untuk membeli minyak yang dijual di pasaran Maksu in mengaku tidak berani, karena keluarganya biasa menggunakan minyak goreng kemasan.

Terpisah Ibu Rima, salah satu pedagang yang biasa berkeliling di pasar Pasar tradisional di Waykanan menyatakan, sebenarnya pedagang ada yang masih memiliki stok minyak goreng, akan tetapi tidak mereka bawa ke pasar karena merasa kalau mereka jual dengan aturan yang diberlakukan oleh pemerintah mereka akan rugi besar, karena modal mereka membelinya pun diatas Rp 14.000 sehingga tidak mungko menjualnya dengan harga Rp 14.000/kg.

“Kalau pemerintah mau mengembalikan kerugian kami, kami akan dengan sukarela menjualnya, tetapi kalau tidak siapa yang mau menanggung kerugian kami, sebab mau kami kembalikan tentu hal yang tidak mungkin,” imbuh Pedagang tersebut.

Terpisah, Kiki Christianto, SE, MM, Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Waykanan memastikan kalau pihaknya sudah melaporkan kelangkaan minyak goreng and gas LPG 3 di Waykanan pada Pemerintah Provinsi Lampung, serta melakukan pengecekan ke gudang gudang Minimarket yang ada di Waykanan, untuk memastikan tidak ada penimbunan Minyak goreng dan hasilnya memang tidak ada penimbunan, 

“Menurut pegawai minimarket memang toko yang mereka kelola sama sekali tidak mendapatkan suplai minyak goreng dalam 2 minggu terakhir atau sejak adanya keputusan penyeragaman harga minyak goreng, dan mereka sama sekali tidak mengetahui penyebabnya,” ujar Kiki Christianto melalui Kabid Perdagangan Dinas Industri dan Perdagangan Waykanan Yeni Triyana SE,MM.(sah/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: