Belasan Ekor Gajah Kembali Masuk Perkebunan, Camat Suoh-Satgas Bahas Skenario Penyelesaian Konflik

Belasan Ekor Gajah Kembali Masuk Perkebunan, Camat Suoh-Satgas Bahas Skenario Penyelesaian Konflik

Medialampung.co.id - Tampaknya masyarakat Kecamatan Suoh dan Bandarnegeri Suoh Kabupaten Lampung Barat, harus benar-benar terbiasa hidup berdampingan dengan gajah.

Sebab konflik gajah di dua wilayah tersebut hampir terjadi sepanjang tahun. Berdasarkan data ada dua kelompok gajah yang sepertinya tidak ingin terlalu jauh dari penduduk yakni rombongan gajah bunga yang diperkirakan berjumlah sebanyak 12 ekor dan rombongan gajah jambul yang berjumlah tiga ekor. 

Belum saja usai konflik dengan gajah Jambul bahkan saat ini masyarakat Pekon Gunungratu Kecamatan Bandarnegeri Suoh (BNS) masih dilanda kecemasan sebab lebih dari dua pekon diteror kawanan berbadan tambun tersebut, kini konflik serupa terjadi di Pekon Roworejo dan Sidorejo Kecamatan Suoh, dimana kawanan gajah Bunga masuk areal perkebunan dan merusak tanaman masyarakat. 

Menyikapi teror gajah di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus tersebut, Camat Suoh Mandala Harto, SIP., mengumpulkan sejumlah pihak, untuk melakukan koordinasi, menyusun langkah-langkah agar konflik tidak terus terjadi. 

"Dengan keberadaan kawanan gajah di areal perkebunan masyarakat di Pekon Roworejo dan Sidorejo, kami bersama Anggota DPRD Lambar bapak Sugeng Hari Kinaryo Adi, anggota TNBBS bapak Dono, bapak Bakti dari Rimbawan KPHL Resort Semangka Hulu, Kanit Binmas Polsek BNS peratin dan Satgas Pekon Roworejo, Sidorejo, Banding Agung, Tuguratu melakukan rapat koordinasi," ungkap Mandala. 

Poin yang dibahas pada rapat koordinasi tersebut, jelas Mandala, yakni terkait langkah teknis dalam pelaksanaan Blokade agar tak terjadi bentrok antar warga, rencana penggiringan kawanan gajah melalui jalur yg paling memungkinan untuk diarahkan ke Hutan TNBBS.

"Kemudian terkait pemantauan Kawanan Gajah oleh Satgas mengingat posisi Kawanan Gajah tidak dapat terdeteksi melalui GPS Collar karena GPS Collar terlepas dari Gajah bunga pada dua bulan yang lalu dan sampai dengan saat ini belum terpasang karena belum tersedia peralatan yang dibutuhkan," ujar Mandala.

Selanjutnya, kata Mandala, sembari menunggu arahan dari pihak Balai Besar TNBBS dan menunggu petugas Mahot tiba dilokasi langkah yang akan dilakukan adalah upaya blokade oleh Satgas Pekon dan juga menyamakan persepsi masyarakat berkenaan dengan kemana kawanan gajah akan diarahkan. 

"Lokasi kawanan gajah berada di lokasi perkebunan yang berpenduduk, sehingga diperlukan langkah cepat dalam menyelesaikan masalah ini, karena jika konflik ini berlarut-larut akan banyak kerugian dialami masyarakat, karena tidak hanya kerugian yang mungkin ditimbulkan akibat kerusakan tanaman dan rumah penduduk, namun juga juga masyarakat dirugikan karena tidak bisa beraktifitas di kebun," imbuhnya. (nop/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: