Jejak Peradaban Maritim Indonesia: Bukti Kebesaran yang Terlupakan

Jejak Peradaban Maritim Indonesia: Bukti Kebesaran yang Terlupakan

Indonesia pernah jadi penguasa samudra dunia lewat peradaban maritim yang megah--

BACA JUGA:Rahasia Gravitasi: Daya Tak Terlihat yang Mengatur Alam Semesta

Sementara Pinisi dari Bugis dan Makassar menjadi ikon pelaut Nusantara yang hingga kini masih digunakan sebagai simbol kebanggaan nasional.

Laut bagi bangsa Indonesia kuno bukanlah batas pemisah, melainkan jembatan penghubung antarbudaya.

Melalui laut, rempah, kesenian, bahasa, dan agama menyebar dari satu pulau ke pulau lainnya. Inilah yang menjadikan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan etnis.

Dari jalur maritim inilah pula pengaruh India, Arab, dan Tiongkok masuk ke Nusantara. Mereka tidak datang sebagai penjajah, melainkan pedagang yang membaur dan membawa warisan intelektual serta budaya. Inilah awal terbentuknya identitas Indonesia sebagai bangsa maritim multikultural.

BACA JUGA:Terapi Musik: Mengapa Irama Bisa Jadi Obat untuk Pikiran

Kejayaan itu mulai memudar setelah kedatangan bangsa Eropa di abad ke-16. Portugis, Belanda, dan Spanyol berlomba menguasai jalur perdagangan rempah-rempah Nusantara.

Kontrol laut yang semula dipegang oleh kerajaan-kerajaan lokal beralih ke tangan kolonial. Seiring berjalannya waktu, bangsa Indonesia kehilangan jati diri maritimnya. 

Padahal, secara geografis dan historis, Indonesia memiliki potensi besar untuk kembali menjadi poros maritim dunia, sebagaimana visi yang digaungkan dalam kebijakan nasional beberapa tahun terakhir.

Kini, tugas besar generasi muda adalah menghidupkan kembali spirit maritim Nusantara — bukan hanya sebagai warisan sejarah, tapi juga sebagai masa depan bangsa.

BACA JUGA:Rahasia di Balik Cahaya: Bagaimana Fisika Optik Mengubah Dunia Modern

Potensi ekonomi laut, pariwisata bahari, hingga riset kelautan adalah jalan menuju kebangkitan baru.

Dengan menggali sejarah, mengembangkan teknologi, serta menjaga ekosistem laut, Indonesia dapat kembali menegakkan kejayaan sebagai poros maritim dunia — bukan sekadar cita-cita, melainkan warisan yang menunggu untuk dihidupkan kembali.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: