Investasi Otomotif China Dorong Kemajuan Industri Kendaraan Indonesia
BYD Sealion 7 diluncurkan di IIMS 2025 dengan harga yang kompetitif-Foto Arista Group-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Masuknya investasi dari empat perusahaan otomotif asal Tiongkok diyakini akan membawa perubahan besar bagi industri otomotif di Indonesia.
Kehadiran mereka bukan sekadar menambah pemain baru, tetapi juga mendorong peningkatan teknologi, kapasitas produksi, dan menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lebih kuat di dalam negeri.
Menurut Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), investasi besar dari perusahaan otomotif China ini membuka peluang luas untuk mengembangkan industri nasional, terutama dalam sektor kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Investasi ini tidak hanya akan memperluas kapasitas produksi otomotif nasional, tetapi juga membuka banyak lapangan kerja dan mempercepat proses alih teknologi—yang selama ini kurang maksimal dari produsen besar non-China,” ujar Yannes pada Sabtu, 31 Mei 2025.
BACA JUGA:Krisis Dealer BYD di China: Ekspansi Agresif Picu Runtuhnya Puluhan Mitra Utama
Keempat perusahaan yang dimaksud disebut telah menyiapkan pendanaan besar untuk membangun rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Langkah ini dinilai sejalan dengan program hilirisasi nikel nasional yang menjadi kunci dalam pengembangan baterai EV.
Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi strategis dalam mendukung transisi energi global menuju penggunaan energi ramah lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya ini, jika dikelola dengan optimal, dapat mempercepat pencapaian target netral karbon Indonesia pada tahun 2060.
BACA JUGA:Harga BBM Nonsubsidi Turun, Mulai Berlaku 1 Juni 2025
Namun, Yannes menekankan bahwa pembangunan industri EV tidak cukup hanya dengan modal dan bahan baku. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi hal yang mutlak.
“Pelatihan dan transfer teknologi dari investor asing sangat penting agar Indonesia tak hanya menjadi pasar, tetapi juga pusat produksi dan inovasi otomotif,” jelasnya.
Kehadiran perusahaan otomotif China juga menciptakan dinamika baru dalam persaingan pasar.
Produsen dari Jepang, Korea Selatan, dan Eropa—yang selama ini mendominasi pasar Indonesia—harus bersiap menghadapi tantangan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




