Siang maupun malam, selalu ada jamaah yang tawaf, berdoa, atau sekadar berdzikir mengelilinginya.
Bahkan saat pandemi COVID-19 yang melumpuhkan dunia, Ka'bah tetap dijaga dan tidak pernah ditinggalkan dalam keadaan kosong sepenuhnya.
Selain itu, Ka'bah juga memiliki struktur bangunan yang luar biasa kokoh. Meski telah berusia ribuan tahun dan mengalami beberapa kali renovasi akibat bencana alam maupun peperangan, bentuk dasarnya tetap dipertahankan. Hal ini menjadi bukti kekuatan spiritual dan historis bangunan tersebut.
BACA JUGA:Mengenal Megathrust: Ancaman Besar di Bawah Laut Nusantara
Di salah satu sudut Ka'bah terdapat Hajar Aswad, batu hitam yang diyakini berasal dari surga.
Menurut riwayat, batu ini dulunya putih bersih namun berubah hitam karena dosa-dosa manusia yang menyentuhnya.
Banyak jamaah berlomba untuk mencium batu ini saat tawaf sebagai simbol penyatuan diri dengan ketaatan kepada Allah.
Beberapa saksi mata dan peneliti spiritual menyebut, pada waktu-waktu tertentu Hajar Aswad memancarkan cahaya halus yang sulit dijelaskan secara ilmiah.
BACA JUGA:Rahasia Aokigahara, 'Lautan Pohon' yang Menyimpan Cerita Kelam
Fenomena ini semakin menguatkan keyakinan umat Islam bahwa Ka'bah dan seluruh unsurnya menyimpan kekuatan ilahi yang tak terjangkau oleh logika manusia.
Ka'bah bukan sekadar pusat ritual keagamaan, tetapi juga simbol arah hidup bagi umat Islam. Dari titik ini, seluruh ibadah, doa, dan perjalanan spiritual dimulai.
Setiap kali seorang Muslim menghadap Ka'bah, ia mengingat tujuan hidup yang sesungguhnya: mengabdi dan berserah diri kepada Allah.
Bangunan sederhana tanpa hiasan mencolok ini justru menjadi pusat spiritual terbesar di dunia. Di sinilah makna kesucian sejati tercermin bukan dari kemegahan fisik, tetapi dari kekuatan iman dan kebersamaan.
BACA JUGA:Empat Bukti Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai