Fenomena Moge Mingguan: Gaya Hidup atau Sekadar Tren?

Senin 04-08-2025,09:38 WIB
Reporter : Krisna Jeri
Editor : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Setiap akhir pekan, jalanan utama dan jalur-jalur wisata di Indonesia, khususnya di sekitar Jabodetabek, Bandung, hingga Bali, kerap dipenuhi deretan motor besar alias moge (motor gede) yang melintas dalam rombongan. 

Fenomena ini semakin marak dalam beberapa tahun terakhir, memunculkan pertanyaan: apakah ini sekadar tren musiman, atau sudah menjadi gaya hidup baru masyarakat urban?

Bagi sebagian orang, memiliki moge bukan hanya soal kendaraan, tapi juga bentuk ekspresi diri dan simbol pencapaian. 

Harga motor gede yang berkisar dari ratusan juta hingga milyaran rupiah menjadikannya identik dengan gaya hidup kalangan menengah atas.

BACA JUGA:BYD U8L: SUV Mewah Rp2,9 Miliar Tantang Rolls-Royce Cullinan

Banyak komunitas moge yang aktif melakukan weekend ride (sunmori – Sunday Morning Ride) dengan rute yang variatif, mulai dari perjalanan ringan ke Puncak, Sentul, hingga touring jauh ke Yogyakarta atau Bali.

Tak jarang kegiatan tersebut dibalut dalam kegiatan sosial seperti, Bakti sosial di daerah yang dikunjungi, Edukasi keselamatan berkendara dan juga Promosi wisata lokal

Tak bisa dipungkiri, media sosial memainkan peran besar dalam meningkatnya popularitas moge mingguan. Konten-konten seperti “riding lifestyle”, pamer motor, riding gear mahal, hingga kafe-kafe tujuan sunmori menjadi sajian menarik bagi kalangan muda.

Platform seperti Instagram, TikTok, hingga YouTube menjadi tempat unjuk eksistensi, menjadikan moge tak hanya sebagai hobi tetapi juga bagian dari branding pribadi. 

BACA JUGA:Spesifikasi Maxus MIFA 9 Lombardi yang Bikin Tercengang!

Meski memiliki sisi positif, fenomena moge juga tak luput dari kritik. Beberapa rombongan moge dinilai arogan di jalan, mengganggu pengguna jalan lain, dan menggunakan sirine serta pengawalan tak resmi. Kritik ini memunculkan stigma bahwa moge identik dengan “penguasa jalanan”.

Namun, komunitas-komunitas resmi kini aktif melakukan edukasi etika berkendara dan bekerja sama dengan aparat untuk menciptakan image yang lebih positif.

Menurut pengamat gaya hidup otomotif, fenomena moge mingguan bisa menjadi gaya hidup berkelanjutan jika:

  • - Komunitas terus aktif dan solid
  • - Ada dukungan infrastruktur seperti rest area ramah motor
  • - Pemerintah memberi ruang dan aturan jelas bagi kegiatan touring
  • - Edukasi safety riding dan etika jalan terus dikampanyekan

BACA JUGA:Fuso Gelar Pelatihan Nasional untuk Perkuat Transisi EURO 4 di Indonesia

Fenomena moge mingguan telah berkembang dari sekadar aktivitas berkendara menjadi simbol gaya hidup modern: perpaduan antara hobi, status, komunitas, dan ekspresi diri. 

Kategori :