“Peningkatan jumlah rumah subsidi yang disalurkan tidak hanya memperluas akses hunian terjangkau bagi MBR, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang lebih luas. Efek bergandanya terasa hingga ke sektor konstruksi, bahan bangunan, jasa tukang, logistik, bahkan UMKM di sekitar kawasan perumahan,” ujarnya.
Itu sebabnya, setiap rumah yang dibangun lewat FLPP adalah denyut nadi baru di jantung ekonomi rakyat.
Menariknya, BRI tidak hanya menyasar pekerja formal. Lewat kemitraan strategis dengan PT Bluebird Tbk, para pengemudi taksi kini juga bisa mengakses rumah pertama mereka dengan FLPP.
Ini adalah bentuk nyata dari keuangan yang merangkul, bukan menghalangi.
BACA JUGA:Cara Kerja Premi Asuransi Karyawan, Manfaat dan Skema Pembayarannya
Sektor Aparatur Sipil Negara (ASN) pun tak luput dari jangkauan.
BRI menjalin kolaborasi dengan instansi seperti Kementerian PANRB, BKN, ANRI, dan LAN, memastikan para pelayan negara juga memiliki hak yang sama dalam memperoleh hunian layak.
Pola pendekatan BRI dalam program ini menunjukkan bahwa akses perumahan bukan hanya urusan bank dan cicilan. Ini adalah soal kesetaraan peluang, keadilan sosial, dan keberlanjutan.
Dengan terus memperluas jangkauan pembiayaan, BRI tak hanya membantu rakyat membeli rumah—mereka membantu membangun masa depan.
BACA JUGA:Mau Pinjaman Rp100 Juta Tanpa Agunan? Simak Cara Ajukan KUR BRI 2025
Kini, Program 3 Juta Rumah tak lagi sekadar visi pemerintah.
Hunian yang layak bukan lagi kemewahan, tapi kebutuhan dasar yang pantas diperjuangkan.
Dan BRI—dengan FLPP sebagai ujung tombaknya—membantu jutaan rakyat menggenggam kunci masa depan mereka.