Wisata Sejarah di Kaki Merapi, Menyusuri Goa Jepang Kaliurang

Selasa 22-07-2025,21:59 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan
Wisata Sejarah di Kaki Merapi, Menyusuri Goa Jepang Kaliurang

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Dilereng megah Gunung Merapi, terhampar sebuah kawasan wisata alam yang tak hanya memesona dengan keindahan panorama pegunungan, tetapi juga menyimpan jejak sejarah kelam pendudukan Jepang di Indonesia. 

Namanya Nirmolo Kaliurang. Kawasan wisata yang dikelola oleh Taman Nasional Gunung Merapi ini menjadi destinasi yang unik, karena memadukan wisata alam dengan wisata sejarah melalui keberadaan Goa Jepang yang legendaris.

Untuk menjangkau kompleks Goa Jepang, pengunjung perlu menyiapkan stamina. Dari gerbang masuk Nirmolo Kaliurang, wisatawan harus menapaki jalan setapak menanjak selama kurang lebih 45 menit. 

Jalurnya memang tidak terlalu terjal, namun cukup berliku. Meski begitu, pemandangan sekitar yang hijau dan udara pegunungan yang sejuk menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. 

BACA JUGA:Gubernur Mirza Kunjungi Polinela, Dorong Sinergi Pendidikan Vokasi untuk Lampung Maju

Sesekali, pengunjung juga akan disambut kawanan monyet liar yang bermain bebas di dahan pohon, menambah suasana alami dan menghadirkan pengalaman khas wisata petualangan.

Perjalanan semakin terasa berharga saat tiba di pertigaan jalur antara Plawangan dan Goa Jepang. Dari titik ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan Gunung Merapi yang berdiri gagah dengan latar langit biru. 

Pesona alam ini seperti menjadi hadiah atas perjuangan menempuh jalur pendakian sebelumnya. Banyak wisatawan berhenti sejenak di sini, mengabadikan momen dengan latar Merapi yang menawan.

Goa Jepang di Kaliurang bukanlah goa biasa. Menurut keterangan pihak pengelola, goa-goa ini dibangun oleh tentara Jepang pada masa Perang Dunia II sebagai tempat berlindung sekaligus pos pemantauan. 

BACA JUGA:Cedera di Bagian Mata Saat Main Padel, Arie Untung Dilarikan ke Rumah Sakit

Keunikannya terletak pada jumlahnya yang mencapai 25 unit dan saling terhubung, membentuk jaringan lorong yang cukup rumit. Tidak ada penerangan modern di dalamnya, membuat suasana goa tetap seperti dulu—gelap, dingin, dan terasa begitu otentik.

Namun, wisatawan tak perlu khawatir menjelajah lorong gelap itu. Tepat di depan pintu masuk goa pertama, tersedia pemandu wisata profesional yang siap menemani. 

Dengan biaya sewa penerangan yang cukup terjangkau, pengunjung dapat menyusuri lorong-lorong goa sambil mendengarkan cerita sejarah tentang bagaimana goa-goa tersebut digunakan sebagai gudang logistik, tempat tinggal tentara, serta pos pengintai.

Penjelasan pemandu membuat setiap langkah terasa lebih bermakna, seolah membawa wisatawan kembali ke masa-masa genting di era pendudukan Jepang.

BACA JUGA:Besok Bupati Lampung Barat Lantik Pejabat Eselon II–IV, Siapa Saja yang Dapat Kursi?

Kategori :