
Setelah pengukiran selesai, kulit wayang diamplas hingga permukaannya menjadi halus dan rata. Tindakan ini penting agar cat dapat menempel dengan sempurna saat proses pewarnaan nanti.
Beberapa bagian wayang seperti tangan atau aksesori tambahan disambung dengan teknik paku kecil atau ikatan halus agar bisa digerakkan saat pementasan.
Pengrajin juga menyusun bagian tubuh wayang dengan perhitungan proporsional.
Tidak hanya sekadar menyatukan, tapi juga memastikan keseimbangan gerak agar nyaman saat dimainkan oleh dalang.
BACA JUGA:Nasabah BRI Kantor Cabang Liwa Menang Suzuki S-Presso dari Tabungan Simpedes
Tahap pewarnaan dalam pembuatan wayang disebut sungging. Inilah bagian yang mempercantik penampilan wayang sekaligus memberikan identitas pada tokoh.
Proses dimulai dengan memberikan warna dasar, kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan detail menggunakan kuas kecil. Warna-warna tertentu dipilih sesuai watak tokoh, misalnya warna cerah untuk tokoh bijaksana atau tokoh utama, dan warna gelap untuk tokoh antagonis.
Proses ini bisa memakan waktu beberapa hari, tergantung kerumitan pola dan kombinasi warna. Pewarnaan tidak hanya berfungsi estetika, tetapi juga menyampaikan karakter.
Sungging menjadi tahap yang sangat artistik karena melibatkan pemahaman akan simbol, emosi, serta nilai-nilai budaya.
BACA JUGA:Waspadai! ini 5 Penyebab Mobil Listrik Bisa Terbakar dan Cara Mencegahnya
Langkah akhir adalah memasang cempurit atau pegangan pada bagian bawah wayang. Cempurit biasanya dibuat dari tanduk kerbau yang dibentuk memanjang dan melengkung agar pas di genggaman dalang. Pegangan ini menjadi alat pengendali utama dalam pertunjukan wayang kulit.
Proses pemasangan harus dilakukan secara presisi agar tokoh wayang mudah dikendalikan dan tidak mudah rusak. Selain fungsi teknis, bentuk cempurit juga turut menambah keindahan visual dari keseluruhan karya.
Salah satu prinsip penting dalam pembuatan wayang kulit adalah keharusan mengikuti pakem atau aturan baku.
Pakem ini mengatur berbagai aspek, mulai dari bentuk mata, hidung, mulut, posisi tubuh, hingga jenis perhiasan yang digunakan. Semua elemen tersebut memiliki makna simbolis dan tidak bisa dibuat sembarangan.
BACA JUGA:Cara Praktis Membersihkan Freezer dari Tumpukan Bunga
Setiap karakter dalam wayang mewakili sifat tertentu. Bahkan ada konsep yang disebut "wanda", yaitu perubahan ekspresi tokoh yang menggambarkan perasaan seperti marah, gembira, atau sedih. Hal ini tergambar melalui pose atau raut wajah yang dibentuk oleh pengrajin.