
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Wayang kulit bukan sekadar pertunjukan tradisional. Ia adalah cerminan nilai, filosofi, dan kreativitas tinggi dari masyarakat Jawa yang diwariskan turun-temurun.
Setiap tokohnya memiliki makna simbolis, dan proses pembuatannya menuntut keahlian tinggi serta ketekunan luar biasa.
Di balik tampilannya yang memukau, terdapat tahapan panjang dan detail yang menuntut ketelitian pada setiap langkahnya.
Bahan utama pembuatan wayang kulit berasal dari kulit kerbau. Kulit ini dianggap paling cocok karena kekuatannya tinggi dan teksturnya fleksibel.
BACA JUGA:Ini Manfaat Niacinamide dalam Sunscreen dan Rekomendasi Produknya
Proses dimulai dengan pembersihan kulit dari bulu serta kotoran dengan cara dikerok menggunakan alat tajam.
Kulit yang telah bersih kemudian dijemur hingga benar-benar kering dan keras, tetapi masih cukup lentur untuk diproses lebih lanjut.
Tak semua kulit kerbau bisa digunakan. Hanya kulit dari bagian punggung yang tebal, rata, dan tanpa cacat yang layak dijadikan bahan dasar wayang.
Proses pemilihan ini sudah menentukan kualitas hasil akhir.
BACA JUGA:Solusi Alami Tumit Pecah-Pecah, Cukup Gunakan Tepung Beras dan Susu
Setelah kulit siap digunakan, tahap berikutnya adalah menggambar sketsa tokoh di atas permukaan kulit. Sketsa ini disebut pola dan menjadi pedoman dalam proses pengukiran.
Setiap tokoh memiliki bentuk khas sesuai karakter dan perannya dalam cerita, baik itu tokoh utama, tokoh jahat, maupun tokoh pelawak.
Proses mengukir dilakukan menggunakan alat khusus seperti tatah dan martil kecil. Dengan bantuan alat tersebut, pengrajin melubangi dan membentuk kulit mengikuti garis pola.
Proses ini dinamakan menatah. Keberhasilan ukiran sangat bergantung pada ketajaman alat dan keahlian pengrajin. Semakin halus dan rapat ukirannya, semakin tinggi nilai estetika wayang tersebut.
BACA JUGA:Bangun Tidur Tiba-Tiba Saldo DANA Rp356.000 Masuk? Ini Penjelasan dan Cara Klaimnya