
Namun, CEO Xiaomi Lei Jun melalui akun Weibo resminya yang memiliki lebih dari 26 juta pengikut, menyatakan akan menanggapi pertanyaan konsumen dalam sesi siaran langsung pada Rabu mendatang.
Model YU7 merupakan SUV listrik kedua dari Xiaomi, menyusul kesuksesan sedan listrik SU7 yang dirilis Maret 2024 lalu.
Bahkan hasil penjualan SU7 sempat berhasil mengungguli penjualan Tesla Model 3 di pasar China. Namun, perjalanan Xiaomi di sektor otomotif tak lepas dari hambatan.
Bahkan di bulan Maret 2025 lalu, SU7 sempat menjadi sorotan akibat insiden kecelakaan fatal yang memicu pertanyaan publik soal keamanan dan transparansi perusahaan.
BACA JUGA:Penjualan Mobil Hybrid Tetap Stabil, Mobil Listrik Alami Penurunan
Sejumlah konsumen juga mengeluhkan ketidakkonsistenan informasi mengenai fitur opsional dan jadwal pengiriman unit.
Bahkan YU7 dipasarkan dengan harga mulai dari 253.500 yuan atau 4% lebih murah bila dibandingkan dengan Tesla Model Y yaitu mobil SUV listrik yang terlaris di China.
Lei Jun secara terbuka menyatakan bahwa Xiaomi menargetkan untuk menjadikan YU7 sebagai penantang serius Model Y di pasar domestik.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang membludak, ternyata Xiaomi kini sedang menggenjot kapasitas produksi di fasilitas perakitan utama nya yang berada di Beijing.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Mobil Listrik SUV Terbaik 2025 di Indonesia
Produksi bulanan dilaporkan melonjak dari hanya 4.000 unit pada Maret menjadi 28.000 unit pada Mei 2025.
Selain itu, perusahaan juga tengah membangun dua pabrik tambahan untuk mempercepat proses distribusi.
Namun, dengan lebih dari 200 ribu pesanan tertunda, Xiaomi perlu segera melakukan penyesuaian logistik dan komunikasi pelanggan guna menjaga kepercayaan konsumen serta reputasi mereka di pasar kendaraan listrik yang semakin kompetitif. (*)