RI Tiru Strategi China, Kopdes Merah Putih Diandalkan Tekan Kemiskinan Desa

Selasa 24-06-2025,15:05 WIB
Reporter : Rinto Arius
Editor : Budi Setiawan
RI Tiru Strategi China, Kopdes Merah Putih Diandalkan Tekan Kemiskinan Desa

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Pemerintah Indonesia tengah merancang langkah strategis untuk menekan angka kemiskinan dengan meniru pendekatan yang sebelumnya sukses diterapkan China. 

Salah satu strategi utama yang menjadi sorotan adalah penggunaan database desa yang akurat dan presisi sebagai dasar penanganan kemiskinan secara terarah.

Langkah ini terinspirasi dari keberhasilan Pemerintah China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, yang mampu mengangkat hampir 200 juta penduduk dari jerat kemiskinan. 

Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pembangunan data desa yang sistematis, dilengkapi dengan kebijakan intervensi yang disesuaikan dengan kondisi lokal.

BACA JUGA:Camilan Bola Ubi Isi Cokelat: Lezat, Lembut di Dalam, Renyah di Luar, dan Favorit Anak-Anak!

Melihat potensi pendekatan serupa, Indonesia melalui Satuan Tugas Percepatan Pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih mulai mengembangkan basis data desa yang terintegrasi. 

Satgas yang melibatkan 18 kementerian/lembaga serta dukungan kepala daerah, mulai dari gubernur hingga bupati dan wali kota, kini difokuskan menyempurnakan pendataan desa. 

Data ini akan menjadi tulang punggung dalam menjalankan program Kopdes Merah Putih secara efektif.

Kopdes Merah Putih sendiri merupakan salah satu program prioritas nasional yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. 

BACA JUGA:Supercar Bekas Banjir Disulap Jadi Monster Jalanan: Transformasi McLaren P1 oleh Freddy Hernandez

Gagasan ini lahir dari kenyataan bahwa koperasi sebagai bentuk ekonomi kerakyatan masih tertinggal jauh dari badan usaha milik negara maupun swasta. 

Melalui pembentukan koperasi desa, pemerintah ingin menghadirkan alternatif ekonomi yang kuat di tingkat akar rumput.

Selain itu, desa-desa di Indonesia juga menjadi kantong utama kemiskinan nasional. 

Di berbagai wilayah, praktik rentenir, pinjaman online ilegal, dan tengkulak yang memonopoli distribusi hasil tani menjadi tantangan yang memperburuk kondisi perekonomian masyarakat desa. 

BACA JUGA:2025 Jadi Tahunnya Mobil Listrik, Ini 7 Model yang Paling Dinanti di Indonesia

Kategori :