
Sayangnya, proyek ini terkendala oleh minimnya dukungan regulasi, rumitnya proses uji tipe, hingga tidak adanya ekosistem industri pendukung. Hal ini menyebabkan pengembangan terhenti sebelum sempat diproduksi massal.
Ternyata Ricky tidak berhenti sampai distu saja, bahkan dirinya mendirikan Lentera Bumi Nusantara di Tasikmalaya sebuah lembaga yang menjadi pusat riset motor listrik dan teknologi energi terbarukan sekaligus tempat edukasi bagi generasi muda Indonesia.
BACA JUGA:Honda Recall 259.000 Kendaraan di AS karena Risiko Gangguan Rem, Ini Penjelasannya
Kini, pemerintah Indonesia semakin serius mendorong ekosistem kendaraan listrik, termasuk:
- Insentif pajak dan subsidi pembelian mobil dan motor listrik.
- Pembangunan infrastruktur charging station (SPKLU) di kota-kota besar.
- Pabrik baterai dan kendaraan listrik, seperti yang dilakukan Hyundai dan Wuling di Cikarang.
Menurut data Kementerian Perindustrian, hingga 2024 tercatat lebih dari 80 ribu kendaraan listrik terdaftar di Indonesia, dengan pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun.
Namun, kemandirian teknologi masih menjadi tantangan besar. Jika inovator lokal seperti Ricky Elson tidak mendapat dukungan serius, Indonesia hanya akan menjadi pasar konsumtif bagi produk asing.
BACA JUGA:GAC GOVY AirCab: Mobil Terbang Futuristik Siap Mengudara Komersial pada 2026
Siapa Penemu Mobil Listrik?
Penemu mobil listrik pertama bukanlah Elon Musk. Jauh sebelum Tesla hadir, tokoh seperti Ányos Jedlik, Robert Anderson, dan William Morrison telah membangun dasar teknologi kendaraan listrik.
Sementara itu di Indonesia, nama Ricky Elson menjadi simbol semangat kemandirian teknologi.
Terbukti kalau masa depan bisnis kendaraan listrik di Tanah Air itu sangat menjanjikan dengan catatan ada keberanian untuk berinovasi dan didukung oleh pemerintah serta ada kepercayaan yang kuat atas hasil karya anak bangsa.(*)