Battery Swap Station: Solusi Cepat untuk Motor Listrik di Perkotaan

Beberapa penyedia swap station menawarkan skema berlangganan baterai yang membuat biaya bulanan lebih terprediksi dan tidak perlu membeli baterai secara langsung.

4. Zero Downtime untuk Pengemudi Ojol dan Kurir

Profesi seperti ojek online dan pengantar barang sangat diuntungkan dengan sistem ini karena tidak kehilangan waktu produktif.

BACA JUGA:Ducati XDiavel V4: Perpaduan Maskulin Antara Cruiser dan Sport Bike Masa Depan

Perusahaan seperti Smoot Electric dan Swap Energi telah membangun ratusan titik Battery Swap Station di Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Bali. 

Stasiun ini tersebar di SPBU, minimarket (seperti Alfamart dan Indomaret), hingga kawasan perkantoran.

Target mereka adalah menyediakan swap station setiap 1–2 km di area perkotaan padat, agar pengguna tak perlu khawatir mencari tempat tukar baterai.

Meski potensinya besar, sistem battery swap masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:

BACA JUGA:Tyrano Electric Bike: Revolusi Kendaraan Ramah Lingkungan dengan Gaya Futuristik

- Belum adanya standar baterai nasional, sehingga tiap merek punya ukuran dan tipe baterai berbeda.

- Investasi infrastruktur yang masih mahal dan butuh kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan pelaku industri.

- Penerimaan pasar yang masih dalam tahap edukasi dan adaptasi.

Namun, upaya standarisasi sedang digarap oleh Kementerian Perindustrian dan lembaga terkait, termasuk rencana membentuk ekosistem bersama antara produsen motor listrik, penyedia baterai, dan operator swap station.

BACA JUGA:Green Commuting: Tren Baru Kaum Muda dengan Motor Tanpa Emisi

Pemerintah Indonesia melalui program percepatan kendaraan listrik turut mendorong infrastruktur swap station, termasuk insentif bagi penyedia layanan dan pengendara. 

Bahkan dalam beberapa kebijakan terbaru, motor listrik dengan sistem battery swap turut didorong untuk digunakan oleh instansi pemerintahan, BUMN, hingga kendaraan operasional kota.