Dalam upacara ini, berbagai hasil bumi dan sesaji dilarungkan ke tengah telaga sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada leluhur dan penjaga gaib.
Di sekitar telaga pun dibangun patung naga sebagai simbol dari wujud Ki Pasir dan Nyai Pasir, yang dipercaya masih menjaga kelestarian lingkungan di sekitar sana.
Legenda ini tidak hanya menjadi cerita rakyat biasa, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam.
BACA JUGA:Tiga Macam Baju Adat Bali: Fungsi, Unsur, dan Filosofinya
Ia mengajarkan tentang keikhlasan, kesabaran, serta pentingnya menghormati alam dan segala kejadian yang ada di dalamnya.
Telaga Sarangan bukan hanya sebuah destinasi wisata, melainkan juga warisan budaya dan spiritual yang menyatukan manusia dengan alam.(*)