Perang Diskon Mobil Listrik Memanas, CEO Xpeng: Ini Baru Awal dari Persaingan Brutal

Senin 09-06-2025,17:04 WIB
Reporter : Mujitahidin
Editor : Budi Setiawan
Perang Diskon Mobil Listrik Memanas, CEO Xpeng: Ini Baru Awal dari Persaingan Brutal

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pasar mobil listrik di Tiongkok saat ini ternyata tengah memasuki babak baru yang penuh tekanan dan kompetisi ekstrem. 

He Xiaopeng, CEO perusahaan otomotif Xpeng Motors, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap eskalasi perang harga yang semakin tidak terkendali. 

Dalam pernyataannya yang dikutip dari Carscoops pada Minggu (8 Juni 2025), ia menegaskan bahwa kondisi saat ini hanyalah permulaan dari persaingan yang lebih tajam di masa depan.

“Ini baru pemanasan,” kata He Xiaopeng, menyoroti bahwa lima tahun ke depan akan menjadi periode penuh tekanan, di mana diskon besar-besaran dan persaingan harga akan mendominasi strategi para produsen kendaraan listrik.

BACA JUGA:Toyota bZ5 Siap Debut di China: SUV Listrik Canggih Berbasis Teknologi BYD

Fenomena diskon besar-besaran yang kini sedang digencarkan oleh sejumlah produsen mobil terutama BYD ternyata telah mendorong lonjakan penjualan dalam dua tahun terakhir. 

Harga mobil listrik dipangkas hingga ke titik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya, konsumen menikmati harga murah, namun pelaku industri mulai khawatir akan dampak jangka panjang.

Data dari Nomura mencatat bahwa harga rata-rata mobil baru di Tiongkok telah turun sekitar 19% sejak dua tahun lalu, kini menyentuh angka 165.000 yuan atau sekitar Rp 370 juta. 

Meski terlihat menguntungkan bagi pembeli, tren ini menimbulkan pertanyaan serius: Apakah harga murah ini bisa dipertahankan tanpa menghancurkan keseimbangan pasar?

BACA JUGA:Apple Wajib Hentikan Pungutan Biaya untuk Pembayaran di Luar App Store

Kekhawatiran ini juga dirasakan pemerintah Tiongkok. Pihak regulator di Beijing telah memanggil pimpinan perusahaan otomotif untuk berdiskusi, meminta mereka mengendalikan strategi penetapan harga. 

Perdana Menteri Li Qiang bahkan menyebut fenomena ini sebagai bentuk “involusi industri” — kondisi di mana kompetisi yang tak sehat justru merugikan semua pemain, bukan meningkatkan mutu industri.

Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok (CAAM) pun turut menyuarakan keprihatinan. Mereka memperingatkan bahwa perang harga yang tidak terkontrol berisiko memperburuk ekosistem bisnis otomotif dan mengarah pada ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.

Dalam analisis yang beredar, BYD disebut-sebut sebagai aktor utama yang memicu gelombang diskon besar. 

BACA JUGA:10 Komponen Mobil Yang Wajib DiCek Usai Lakukan Perjalanan Jauh

Kategori :