Viral Beras Impor dari China Mengandung Plastik dan Beracun, Ini Kata Dirut Perum Bulog

Minggu 15-10-2023,00:01 WIB
Reporter : Arif Setiawan
Editor : Haris Tiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Perum Bulog menyangkal kabar yang tengah viral di masyarakat Bukittingi soal beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan).

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menegaskan bahwa beras impor yang didatangkan untuk kebutuhan SPHP itu merupakan kualitas premium.

Pihaknya memastikan belum pernah mengimpor beras dari China seperti kabar yang beredar di masyarakat.

Rencana impor beras 1 juta ton dari China itu juga masih di tahap penjajakan. Negeri Tirai Bambu itu pun mengaku sudah bersedia untuk mengirim berasnya ke Indonesia jika dibutuhkan.

BACA JUGA:Ini Penjelasan Mengenai TikTok Shop akan Dibuka Kembali di Indonesia

"Karena beras dari China belum saya datangkan. Mana mungkin ada berita mengatakan beras China beracun. Beras sama plastik itu lebih mahal plastik jadi nggak masuk akal," jelas Buwas saat meninjau proses bongkar beras impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menyebut informasi yang sudah dianggap hoaks soal beras sintetis sebagai upaya kelompok yang ingin mendiskredit pemerintah lewat pangan. Bahkan, tuduhan terhadap beras Bulog yang saat ini menimbulkan kekhawatiran bagi penerima bantuan pangan beras dari Bulog.

"Kasian kepada saudara-saudara yang tidak mampu dan membutuhkan beras hari ini gara-gara berita yang lagi rame jadi semua gelisah," jelasnya.

Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Indonesia M. Adnan menegaskan juga untuk semua barang yang sudah masuk ke Indonesia diperlakukan sesuai prosedur seperti pemeriksaan administrasi, kesehatan keamanan pangan dan ini termasuk impor beras yang dilakukan oleh Bulog.

BACA JUGA:PT Taspen : Bulan November Gaji Pensiunan PNS Dicairkan

“Semua kapal impor yang sudah datang, termasuk impor beras ini harus diperiksa terlebih dahulu oleh Badan Karantina Indonesia, setelah dinyatakan aman baru bisa dibongkar seperti kapal beras vietnam yang sedang di saksikan sekarang”, jelas Adnan.

Dugaan awal terkait pemberitaan beras sintetis di Bukittingi, Sumatera Barat ini menyebutkan bahwa salah seorang warga mengaku sakit setelah mengkonsumsi beras yang diduga berbahan sintetis.

Arief Prasetyo Adi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional sekaligus Plt. Memberikan keterangan juga menegaskan bahwa isu beras sintetis itu rentan dihembuskan di tengah upaya serius pemerintah melakukan stabilisasi pasokan yang harga beras dengan menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM), bantuan pangan beras dan operasi pasar Bulog.

“Sekarang jika ada beras sintetis, satgas pangan langsung investigasi dan jika memang itu terbukti bersalah, maka perlu diproses secara hukum, sehingga masyarakat akan merasa tenang dan mendapat kejelasan mengenai masalah ini.”Arief. 

BACA JUGA:Rupiah Melemah, Rela Antri untuk Tukarkan Dolar AS

Kategori :