LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Pemkab Lampung Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR), akan melakukan penanganan ruas jalan Sekincau-Waspada, Kecamatan Sekincau yang mengalami kerusakan parah dan sebut-sebut sebagai daerah wisata jalan seribu lubang di bumi beguai jejama sai betik tersebut.
Kepala DPUPR Lampung Barat Ir. Hi. Ansari melalui Kabid Bina Marga Robert Putra, ST, MT., mengatakan, penanganan pada ruas jalan tersebut dilakukan di dua segmen, dimulai dari arah Sekincau dan juga dari Arah Waspada.
BACA JUGA:Perbaikan Jalur KAI Rampung, Perjalanan Kereta Api Kembali Normal
Total panjang ruas jalan tersebut yakni tujuh kilometer, dan sebagian besar mengalami kerusakan parah. Penanganannya nantinya akan berupa tambal sulam, namun dengan anggaran tersedia sebesar Rp400 juta, maka tentunya penanganan tidak bisa dilakukan secara menyeluruh.
”Tahun ini kami tangani, ada dua segmen untuk ruas jalan tersebut, tetapi tentunya dengan anggaran yang terbatas tidak bisa ditangani semua, kami akan memulai dari arah Sekincau dan juga dari arah waspada, semoga akhir bulan ini sudah mulai kontrak dan awal Juni mendatang bisa dimulai penanganannya,” ungkapnya.
BACA JUGA:Ke Kota Baru, Mobil Jokowi Terjebak Lubang
Selanjutnya, kata dia, mengingat ruas jalan Pagar Dewa-Lumbok Seminung yang menjadi fokus Pemkab setempat untuk ditangani akan tuntas pada tahun anggaran 2023 ini dengan bersumber dana program Instruksi Presiden (Inpres), maka kedepan penanganan ruas jalan Sekincau-Waspada akan menjadi fokus utama pemkab.
”Tahun ini untuk ruas Pagar Dewa-Lumbok Seminung tuntas, jadi tahun depan kita fokuskan untuk Sekincau-Waspada, semoga bisa mendapatkan alokasi dana yang besar sehingga penanganannya bisa dilakukan secara menyeluruh,” imbuhnya.
BACA JUGA:Blokir Jalan dan Ancam Pengendara, ODGJ Asal Bekasi Diamankan Polsek Balik Bukit
Seperti diberikan, Lampung Barat, kini memiliki wisata jalan seribu lubang. Jalan tersebut yakni ruas Sekincau-Waspada, Kecamatan Sekincau.
Ruas Jalan sepanjang 7 kilometer tersebut dalam kondisi rusak parah dan memprihatinkan.
Setiap tahunnya, usulan penanganannya menjadi salah satu prioritas yang disampaikan masyarakat tak terkecuali dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) namun usulan tersebut tidak kunjung direalisasikan.*