BACA JUGA:Makan dan Minum Ala Rasulullah
"Setelah Betangguh selesai maka selanjutnya akan diadakan Do’a bersama yang akan dipimpin oleh pemuka agama Setempat," kata dia.
Lebih lanjut Tamar mengungkapkan, setelah Do’a bersama selesai maka saat uang yang dinantikan oleh para jamaah masjid, khususnya Anak-anak, yakni mengan Bebakhong (Makan Bersama) dilangsungkan.
"Semua rantang akan dibuka dan dikeluarkan isinya kemudian disantap bersama, disinilah akan terlihat kebersamaan antar semua jamaah masjid terlihat. Riuh rendah disertai tawa campur aduk dengan raut muka bahagia dan centang perenang suara rangang terjadi disini. Mungkin bagi para kaum perantauan moment ini adalah salah satu momen yang paling dirindukan di kampung halamannya," sebut Tamar.
BACA JUGA:5 Negara Ini Punya Waktu Puasa Terpendek di Dunia
Ia menambahkan, setelah acara Mengan Bebakhong selesai, tidak mungkin semua Gulai/Sayur maupun Kue-kue ini habis dimakan, maka Sisa ini akan dibawa pulang oleh Jamaah dan akan jadi Pekhatong (Oleh-oleh) dari Masjid kalo kata Bapakku dulu. Dan jujur saja, bagi anak-anak ini adalah suatu yang dinanti-nantikan dirumah.
"Itulah Tradisi Ngejalang Kubokh kami, tradisi yang memadukan kegiatan Do’a Bersama sekaligus Silaturahmi serta Makan Bersama yang mungkin hari ini semakin terpinggirkan, namun mudah-mudahan tidak akan pernah hilang dimakan waktu," tutupnya.*