Sekretaris Kominfo Lambar Kembali Mengisi Webinar di Provinsi Sumbar

Kamis 14-10-2021,10:37 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Untuk yang sekian kalinya, Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Indrayani, M.Pd. mendapat kepercayaan untuk mengisi Webinar Program Kementerian Kominfo RI di Kegiatan Gerakan Nasional Literasi Digital Tahun 2021, di Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat (13/10)

Kegiatan yang secara nasional sudah dibuka oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo ini diawali dengan Keynote Speech oleh Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., lalu dilanjutkan pemaparan materi oleh dua Narasumber Nasional Aldin Aldama, S.Sos., M.Si, Praktisi Event & Media, Dosen Luar Biasa Fikom Unisba dan Indrayani, M.Pd. Kemudian dilanjutkan dengan Narasumber lokal Irzam, S.Pd Kepala SMKN 1 Enam Lingkung dan Yosi Andika Putra, S.Komz Kabid Persatuan Pemuda Mahasiswa Minang.

Acara yang dipandu moderator Gabby Mahalani dan Key Opinion Leader Azmy Zen yang juga Presenter, MC, VO Talent berlangsung menarik dengan mengangkat tema Media Sosial sebagai Wadah Demokrasi, partisipan dihadiri selain dari masyarakat Sumatera Barat juga terlihat dari kalangan guru dan beberapa pegawai dari Lampung Barat. 

Hal ini, menurut Indrayani atau sapaan akrab Bang Indra Muin diawali dengan keinginan untuk menyampaikan informasi yang berhubungan dengan literasi digital kepada masyarakat juga ingin mengajak rekan-rekan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut yang pada akhir acara akan mendapatkan E-sertifikat Nasional yang pada saat nanti bisa digunakan salah satu poin angka kredit bagi pegawai fungsional.

Dalam kesempatan webinar tersebut, Bang Indra menyampaikan Subtema Tentang Cyber Safety: Tips dan Pentingnya Internet Sehat. Dengan materi dari Kementerian Kominfo RI, jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini telah mencapai 202 juta orang.

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna internet terbesar keempat di dunia dengan jumlah pengguna internet Indonesia didominasi oleh generasi muda berusia 15-30 tahun yang disebut netizen, informasi yang didapatkan semakin terbuka baik konten positif maupun negatif.

Menggunakan internet akan mendapatkan informasi, pengetahuan dan wawasan tentang hal-hal positif yang diperoleh.

  Namun, disisi lain internet terutama penggunaan media sosial akan banyak menemukan informasi negatif soal perkembangan kondisi saat ini (seperti Pandemi Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi), ujaran kebencian, radikalisme, terorisme, ekstrimisme dan ketersinggungan hal yang berbau suku, agama, ras dan antargolongan (sara).

Informasi ditelan bulat-bulat tanpa ada langkah-langkah mengetahui kebenaran dari sebuah berita. Namun di saat bersamaan gejolak amarah dan kebencian sudah memuncak. 

"Sehingga tanpa di sadari memberikan pernyataan mendukung, mengungkapkan kebencian dan kemarahan lewat kata-kata dan repost (mengirim ulang) agar teman kita mengetahuinya ternyata berita atau konten tersebut berita bohong (hoax) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, menimbulkan kebencian dan kemarahan Saat seperti itu ada orang yang dirugikan, ada orang yang merasa puas. Namun kita sebagai pelaku yang mengomentari, menanggapi, bahkan menyebarkan. Dan banyak sekali netizen berurusan dengan pihak kepolisian karena sikap di media sosial yang tidak menggunakan kecerdasan dan kearifan berselancar di Media Sosial," ujarnya.

Untuk itu, kata Indra kita gunakan internet (media masa) dengan berbagai aplikasi (Twitter, Instagram, Tiktok, Facebook, Line dan sejenisnya) dengan prinsip cerdas, aman, nyaman, tata krama/attitude, informatik, kekeluargaan(Cantik) agar kita aman berselancar di dunia Maya atau Cyber.

Internet safety merupakan sebuah bentuk keamanan saat mengakses internet. Hal ini meliputi tindakan dari pengguna dalam mengatur dan mengontrol akses mereka dalam internet.

Keamanan internet menjadi sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa disepelekan. Banyak ancaman buruk yang dapat terjadi ketika mengakses internet. Salah satunya adalah kebocoran data atau informasi pribadi. (rls/r1n/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait