Medialampung.co.id - Gempa bumi dahsyat menghantam Afghanistan timur pada Rabu (22/6) pagi.
Sedikitnya 255 orang dilaporkan meninggal dunia, ratusan lainnya luka-luka dan banyaknya bangunan rusak akibat gempa dahsyat tersebut. Gempa berkekuatan 6.1 SR tersebut terjadi di 46 km barat daya Khōst, Afghanistan di kedalaman 51 km pada pukul 01.30 waktu setempat atau 03.54 WIB. Gempa itu terjadi di saat orang-orang sedang tidur. Ratusan korban meninggal sebagian besar di provinsi Paktika. Pemerintahan Taliban langsung menggelar pertemuan darurat di Istana Presiden. Sebuah laporan dari provinsi Paktika dekat perbatasan Pakistan menunjukkan para korban dibawa ke helikopter untuk diterbangkan dari daerah tersebut. Gambar-gambar yang beredar luas secara online dari provinsi tersebut menunjukkan rumah-rumah batu yang hancur, dengan penduduk mengambil batu bata tanah liat dan puing-puing lainnya. Bakhtar memposting rekaman seorang penduduk yang menerima cairan infus dari kursi plastik di luar puing-puing rumahnya dan yang lainnya tergeletak di atas brankar. “Gempa bumi dahsyat mengguncang empat distrik di provinsi Paktika, menewaskan dan melukai ratusan warga negara kami dan menghancurkan puluhan rumah,” kata Bilal Karimi, wakil juru bicara pemerintah Taliban. "Kami mendesak semua lembaga bantuan untuk mengirim tim ke daerah itu segera untuk mencegah bencana lebih lanjut," imbuhnya.Helikopter tiba di Provinsi Paktika, Afghanistan timur, untuk mengevakuasi korban terluka setelah gempa bumi, 22 Juni 2022.-ist- Di provinsi tetangga Khost, pihak berwenang yakin ada puluhan orang yang terluka dan tewas dalam gempa. Departemen Meteorologi Pakistan menyebut gempa tersebut berkekuatan 6,1 skala richter. Getaran terasa di ibu kota Pakistan, Islamabad, dan di tempat lain di provinsi Punjab timur. Badan seismologi Eropa, Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC), mengatakan getaran dirasakan di 500 kilometer (310 mil) oleh 119 juta orang di Afghanistan, Pakistan dan India. Reuters mengutip seorang penduduk ibukota Afghanistan, Kabul, yang memposting di situs web EMSC bahwa ada "guncangan kuat dan panjang." "Itu kuat," kata seorang penduduk kota Peshawar, Pakistan barat laut, kepada Reuters. Pegunungan Afghanistan dan wilayah Asia Selatan yang lebih luas di sepanjang pegunungan Hindu Kush, tempat lempeng tektonik India bertabrakan dengan lempeng Eurasia di utara, telah lama rentan terhadap gempa bumi yang menghancurkan. Konstruksi rumah, rumah sakit, dan bangunan lain yang buruk menempatkan mereka pada risiko runtuh akibat gempa bumi, sementara tanah longsor masih sering terjadi di pegunungan Afghanistan. Pada 2015, gempa besar melanda timur laut negara itu, menewaskan lebih dari 200 orang di Afghanistan dan Pakistan utara. Sebuah gempa 6,1 serupa pada tahun 2002 menewaskan sekitar 1.000 orang di Afghanistan utara.
Pada tahun 1998, gempa bumi berkekuatan 6,1 dan getaran berikutnya di timur laut terpencil Afghanistan menewaskan sedikitnya 4.500 orang.