FKPPM Sumberjaya Ingatkan Pembangunan PLTMH Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal   

Rabu 09-03-2022,14:56 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa (FKPPM) Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat sebagai salah satu forum tempat berdiskusi anak-anak Sumberjaya, meminta kepada PT. Adi Mitra Energi Hidro yang 49% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT. TBS Energi Utama Tbk (TOBA), yang saat ini untuk kegiatan pelaksanaannya di lapangan di kerjakan oleh BUMN PT Wijaya Karya (PT. WIKA), untuk konsisten dengan komitmennya mengunakan sumberdaya lokal dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang memanfaatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Waybesai yang juga menjadi sumber air utama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Waybesai.

Hal ini disampaikan oleh Kordinator FKPPM, Anton Hilman, S.Si, bahwa sebagaimana informasi yang didapat pihaknya, tanggal 22 Maret tahun 2021 lalu, telah dilakukan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PT Adimitra Energi Hidro (AEH) dengan PT PLN sebagai BUMN Republik Indonesia. Menurut perjanjian tersebut, PT AEH akan membangun PLTMH yang berlokasi di Pekon Waypetai Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, serta melakukan penjualan listrik kepada PT PLN selama 25 tahun.

Kapasitas produksi PLTMH tersebut adalah 2x3 Megawatt (6 juta watt yang dihasilkan dari dua pembangkit). Setelah 25 tahun PLTMH tersebut akan diserahkan dan menjadi milik negara melalui BUMN PT PLN.

Potensi pendapatan dari jual listrik ke PLN ini sekitar 20an miliar per tahun, jika selama 25 tahun sekitar 500an miliar pendapatan dari jual listrik tersebut.

Investasi yang dikucurkan untuk membangun PLTMH adalah sekitar 175-225 miliar. Proyek ini adalah bagian dari kerja mendukung program pemerintah membangun pembangkit listrik dengan target 35000 juta watt (35000 MW).

Terkait dengan hal tersebut, pembangunan yang direncanakan tiga tahun ini, diharuskan mengutamakan tenaga lokal untuk pelaksanaannya.

"Kami berharap bisa lebih dari 60% tenaga kerjanya dari warga Kecamatan Sumberjaya atau umumnya Lampung Barat, tentu dengan bertahap sesuai dengan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, orientasi perusahaan bukan hanya profit tapi harus memperhatikan pemberdayaan masyarakat sekitar," pintanya.

Ditambahkan oleh Anton, Sumberjaya punya pengalaman ikut membangun PLTA Waybesai yang jauh lebih besar dan sulit bahkan lebih rumit dari PLTMH. Sehingga tenaga kerja tersebut, tentu yang masih produktif, bisa menjadi prioritas untuk menjadi pekerja di pembangunan PLTMH tersebut. 

"Jika sampai tidak mengutamakan tenaga kerja lokal, nanti kita hanya menjadi penonton saja, listriknya dijual oleh perusahaan, mereka untung, kita tiap bulan bayar listrik ke PLN, Kabupaten Lambar juga karena bukan pemilik tidak dapat apa-apa, hanya sebatas Coorporate Social Responsibility (CSR) yang tiap tahun diberikan hanya sedikiit dari keuntungan perusahaan tegas," imbuh Anton.

Untuk itu pihaknya mengingatkan agar pihak perusahaan merespon dengan cepat dan bijak ketika ada warga sumberjaya yang bertanya, sehingga komunikasinya baik dan informasi akan tersampaikan dengan baik, dan itu dapat menghindari kesalah pahaman. 

"Ini harus informatif, jangan tertutup, bagian humas nya harus cepat dan bijak, karena ini di awal memulai pekerjaan sehingga masih banyak hal yang belum dan ingin diketahui warga," kata Anton.

Pihaknya, kata Anton sudah mendapat banyak pertanyaan terkait dengan proyek PLTMH tersebut, dari pertanyaan yang sifatnya akademik ilmiah bagaimana konsep PLTMH dan lokasinya yang sangat dekat dengan PLTA Waybesai sampai dengan pertanyaan yang menyangkut hak warga lokal untuk bisa menjadi prioritas bekerja di perusahaan tersebut. 

Anton akan coba menjembatani dan berkomunikasi kasi dengan pihak terkait khususunya perusahaan.

"Harus proaktif semua pihak, baik pemerintah kab dan pihak lainnya, pembangunan PLTMH ini harus menjadi anugrah lapangan kerja baru, memberikan tambahan penghasilan baru kepada masyarakat sekitar yang juga sudah banyak pengalaman pernah bekerja dulu membangun PLTA Waybesai," tegasnya.

Dia menegaskan, akan mengajak pihak lainnya untuk mengawal proses ini, sehingga tenaga kerja lokal yang dilibatkan dalam pembangunan PLTMH ini terealisasi sesuai dengan harapan. 

Pihaknya akan terus memantau, mengikuti perkembangan dan mencari informasi, untuk memastikan pihak perusahaan konsisten dengan komitmennya menggunakan tenaga kerja lokal dengan jumlah mayoritas. 

"Bupati kita Hi Parosil Mabsus sudah menyampaikan, harapannya himbauan agar mengutamakan menggunakan tenaga kerja lokal. Jika ada kerjaan yang orang lokal mampu tapi di abaikan, itu tidak arif dan tidak bijaksana, kami akan bereaksi jika hal tersebut terjadi. Kami bukan LSM, bukan Ormas hanya forum diskusi anak-anak sumberjaya, yang kami sampaikan ini adalah suara warga, suara saudara-saudara kami, bukan kepentingan pribadi kami," papar Anton. (r1n/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait