Disway Awards

Wisata Taman Putroe Phang dan Legenda Cinta Abadi di Aceh

Wisata Taman Putroe Phang dan Legenda Cinta Abadi di Aceh

Taman Putroe Phang memadukan sejarah Aceh dan legenda cinta Sultan Iskandar Muda-Foto Instagram @acehtourismtravel -

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Banda Aceh tidak hanya dikenal sebagai kota bersejarah, tetapi juga sebagai ruang yang menyimpan beragam peninggalan kerajaan yang sarat nilai budaya. 

Di antara sekian banyak situs yang masih terawat hingga kini, Taman Putroe Phang menjadi destinasi yang kerap disinggahi wisatawan yang ingin menelusuri kisah masa lalu dalam suasana yang teduh dan menenangkan.

Taman ini menghadirkan perpaduan keindahan lanskap dan cerita romantis yang telah melegenda sejak abad ke-17, menjadikannya salah satu ikon wisata sejarah di ujung barat Nusantara. 

Taman Putroe Phang dibangun pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda, tepatnya ketika ia memerintah Kerajaan Aceh pada 1607–1636 Masehi.

BACA JUGA:Riam Merasap: Air Terjun ‘Niagara Mini’ dari Bengkayang yang Tetap Liar dan Menawan

Sebagai ruang rekreasi bagi keluarga kerajaan, kawasan ini kemudian berkembang menjadi kompleks berarsitektur khas yang menyimpan sejumlah bangunan dengan nilai simbolis tinggi. 

Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Pintu Khop, gerbang berdesain unik yang menjadi jalur masuk menuju area inti taman.

Daya tarik utama taman ini tentu saja Gunongan, bangunan putih berbentuk menyerupai kelopak bunga yang mengitari tiang bersiluet mahkota. 

Gunongan bukan sekadar struktur arsitektur, melainkan representasi cinta mendalam Sultan Iskandar Muda kepada istrinya, Putri Kamaliah—wanita dari Kerajaan Pahang yang kemudian dikenal masyarakat Aceh sebagai Putroe Phang.

BACA JUGA:Air Merah Danau Tahai, Keunikan Alam Kalimantan Tengah

Dalam berbagai catatan sejarah, Putri Kamaliah digambarkan tidak hanya cantik parasnya, tetapi juga anggun, cerdas, dan memiliki pengaruh besar dalam lingkaran terdekat kerajaan. 

Ia sering dimintai pendapat oleh Sultan dalam mengambil keputusan penting. Namun demikian, kehidupan sebagai permaisuri Aceh tidak serta-merta membuatnya terbiasa jauh dari kampung halaman. 

Rindu pada Pahang kerap membuatnya merasa gelisah, sesuatu yang kemudian mendorong Sultan membangun Gunongan sebagai simbol penghiburan sekaligus bukti kasih sayang.

Gunongan dirancang menyerupai miniatur pegunungan yang berada di sekitar istana Pahang, dengan tujuan menghadirkan kembali suasana yang akrab bagi sang permaisuri. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: