Wisata Taman Putroe Phang dan Legenda Cinta Abadi di Aceh

BACA JUGA:Beras Basah, Pulau Kecil Berpasir Putih di Laut Bontang

Bangunan setinggi hampir 10 meter itu disusun dari campuran pasir, batu gamping, dan kapur, lalu dibentuk menjadi struktur bertingkat dengan pintu masuk rendah seperti lorong. 

Untuk mencapai bagian atasnya, pengunjung harus menaiki tangga-tangga kecil yang dirancang melingkar, menciptakan pengalaman yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan taman dari ketinggian.

Tidak hanya Gunongan, di sekitar taman ini juga dibangun Taman Sari yang dipenuhi ragam bunga berwarna-warni. 

Pada masa silam, area tersebut menjadi tempat bagi Putroe Phang untuk menghabiskan waktu bersama dayang-dayangnya. 

BACA JUGA:20 Lokasi Camping Ceria Paling Asyik di Bogor

Sungai kecil bernama Darul Asyiqi—kini dikenal sebagai Krueng Daroy—mengalir jernih di tengah taman dan dahulu menjadi lokasi Putroe Phang mandi. 

Ada pula sebuah batu berukir setinggi pinggang, Petaranan namanya, yang digunakan sebagai tempat keramas oleh sang putri. 

Setelah selesai, ia biasanya naik ke atas Gunongan untuk bersantai sambil mengeringkan rambut di bawah terpaan angin.

Kini, seluruh kawasan Taman Putroe Phang berubah menjadi ruang publik yang ramah bagi wisatawan. 

BACA JUGA:5 Destinasi Wisata Akhir Tahun yang Ramah Anak dan Jauh dari Keramaian

Lorong-lorong koridor, Pintu Khop yang khas, serta berbagai tanaman hias menghadirkan suasana yang cocok untuk fotografi. 

Dua jembatan besi yang berada di area taman pun kerap menjadi lokasi favorit pengunjung untuk berfoto berkat bentuknya yang menarik dan latar historis yang kuat.

Meski menyimpan nilai sejarah yang tinggi, taman ini tetap dapat dinikmati tanpa dipungut biaya masuk, menjadikannya pilihan rekreasi murah meriah bagi keluarga. 

Fasilitasnya cukup lengkap, mulai dari area parkir luas, toilet yang dirawat dengan baik, tempat sampah di berbagai sudut, hingga musala yang dapat digunakan oleh pengunjung muslim. 

Sumber: