Freelance dan Stabilitas Penghasilan, Mitos atau Fakta?

Freelance dan Stabilitas Penghasilan, Mitos atau Fakta?

Mitos freelance tak stabil mulai runtuh di era ekonomi digital--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Bekerja sebagai freelancer kerap dipersepsikan identik dengan penghasilan tidak menentu. Tidak sedikit yang menganggap profesi ini penuh ketidakpastian, bergantung proyek, dan rawan krisis finansial.

Namun di tengah perubahan pasar kerja dan masifnya digitalisasi, anggapan tersebut mulai dipertanyakan.

Apakah benar stabilitas penghasilan freelancer hanyalah mitos, atau justru sebuah fakta yang bisa dibangun?

Transformasi digital telah menggeser cara perusahaan merekrut tenaga kerja. Banyak bisnis kini lebih memilih sistem berbasis proyek dibandingkan perekrutan karyawan tetap.

BACA JUGA:Freelance dan Transformasi Pasar Tenaga Kerja

Kondisi ini membuka ruang luas bagi freelancer untuk mengakses klien dari berbagai sektor, bahkan lintas negara.

Dalam situasi tersebut, freelancer tidak lagi sekadar pekerja lepas sesekali, melainkan bagian dari ekosistem ekonomi digital yang terus tumbuh.

Stabilitas penghasilan pun tidak lagi semata ditentukan oleh status kerja, melainkan oleh strategi dan posisi freelancer di pasar.

Stigma penghasilan tidak stabil muncul karena sebagian freelancer masih bergantung pada satu klien atau satu jenis proyek.

BACA JUGA:Freelance di 5 Tahun Mendatang: Apa yang Berubah?

Ketika proyek berakhir, pendapatan ikut terhenti. Selain itu, tidak adanya gaji bulanan dan tunjangan seperti pada pekerja kantoran membuat profesi ini terlihat berisiko.

Namun, kondisi tersebut lebih disebabkan oleh pola kerja, bukan karakter dasar freelance itu sendiri.

Tanpa manajemen yang baik, pekerjaan tetap sekalipun bisa berujung pada ketidakpastian, seperti saat perusahaan melakukan efisiensi atau pemutusan hubungan kerja.

Freelancer yang mampu menjaga stabilitas pendapatan umumnya memiliki lebih dari satu sumber penghasilan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: