Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung Desak Evaluasi Program MBG Usai Insiden Keracunan Massal

Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung Desak Evaluasi Program MBG Usai Insiden Keracunan Massal

DPRD Bandarlampung soroti pentingnya SOP dan kebersihan pada Program Makanan Bergizi Gratis untuk siswa.--

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, menyoroti serius insiden keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung.

Ia menegaskan, peristiwa tersebut harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan melalui Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). 

Menurut Asroni, pengawasan terhadap MBG harus dilakukan dengan ketat agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

“SPPI wajib memahami seluruh proses, mulai dari pencucian bahan baku, cara memasak, hingga distribusi makanan ke siswa. Semua tahapan harus terkoordinasi dengan baik. Hal ini juga sudah kami tekankan kepada Dinas Pendidikan,” tegas Asroni, Selasa 02 September 2025.

BACA JUGA:Dinonaktifkan Fraksi, Sahroni, Uya Kuya hingga Nafa Urbach Masih Terima Gaji DPR

Dalam kasus ini, dapur katering penyedia MBG dikelola Yayasan Asri Amanah Barokah. Pasca insiden, pihak pengawas langsung menghentikan sementara aktivitas yayasan tersebut sebagai langkah awal evaluasi.

Meski demikian, Asroni menyebut pihak DPRD belum akan memanggil pihak yayasan, Dinas Pendidikan, maupun penyelenggara MBG dalam waktu dekat.

Komisi IV masih menunggu hasil pemantauan serta laporan resmi dari instansi terkait sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.

“Kita tunggu laporan detail pemeriksaan, baru setelah itu ditentukan langkah yang harus diambil,” jelasnya.

BACA JUGA:Pantangan Makanan untuk Penderita Sakit Gigi Berlubang yang Perlu Dihindari

Asroni juga mengingatkan agar pihak sekolah dan penyedia konsumsi lebih memperhatikan standar kebersihan.

Menurutnya, kerja sama antara pengawas, penyedia makanan, dan tenaga pendidik sangat penting demi menjamin keamanan pangan bagi siswa.

“Keselamatan siswa adalah prioritas utama. Jangan sampai kelalaian kecil menimbulkan dampak besar. Harus ada SOP yang jelas dan pengawasan ketat di setiap tahapan,” tegasnya.

Ia berharap peristiwa keracunan ini menjadi pelajaran penting untuk memperbaiki sistem distribusi makanan di sekolah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait