Tari Wutukala adalah Warisan Nelayan Moy yang Sarat Makna dari Papua Barat

Tari Wutukala adalah potret kehidupan yang dikemas dalam bentuk gerak dan irama. Foto:Instagram@raudlohnashir--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di tepi laut Sorong, Papua Barat, hidup sebuah tradisi yang terus dijaga oleh masyarakat suku Moy.
Tradisi tersebut adalah Tari Wutukala, sebuah tarian khas yang menggambarkan kehidupan para nelayan dan menjadi cerminan dari rasa syukur, semangat gotong royong, serta kecerdikan dalam menghadapi tantangan alam.
Tarian ini bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi juga sarana penyampaian pesan leluhur, simbol kekuatan budaya lokal, dan representasi dari cara masyarakat pesisir menjaga hubungan dengan alam sekitar.
Tari Wutukala berkembang dari kehidupan masyarakat pesisir yang kesehariannya bergantung pada laut. Suku Moy dikenal sebagai komunitas yang menekuni pekerjaan sebagai nelayan sejak lama.
BACA JUGA:Seribu Pancung Lemang Warnai Kemeriahan Festival Sekala Bekhak XI
Maka dari itu, segala aktivitas mereka yang berhubungan dengan laut memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi, termasuk dalam bentuk tarian.
Tari Wutukala biasanya ditampilkan pada acara-acara adat, pesta panen ikan, atau sebagai penyambutan dalam perayaan budaya.
Melalui gerakan para penarinya, kisah perjuangan mencari ikan diceritakan dengan cara yang menggugah dan penuh simbol.
Pertunjukan Tari Wutukala diawali dengan sekelompok pria yang bergerak ke tengah arena. Mereka membawa alat tradisional seperti tombak dan menari dengan gerakan yang menyerupai aktivitas berburu ikan.
BACA JUGA:Tari Magasa: Cerminan Harmoni Suku Arfak di Tanah Papua
Penampilan ini menjadi gambaran nyata tentang kerja keras para nelayan dalam mencari nafkah di lautan.
Setelah itu, kelompok wanita ikut bergabung. Mereka membawa tas tradisional Papua yang disebut noken, yang nantinya digunakan untuk membawa hasil tangkapan.
Para wanita ini turut serta dalam alur cerita tarian, menggambarkan peran mereka dalam proses pengolahan dan pengumpulan ikan.
Formasi tarian dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita, menekankan pentingnya kolaborasi antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari suku Moy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: