Tenun Gringsing: Kain Sakral yang Menenun Nilai Kehidupan dari Bali

Tenun Gringsing bukan sekadar hasil keterampilan tangan, melainkan cermin dari jati diri masyarakat Bali yang menjunjung tinggi nilai harmoni, ketekunan, dan spiritualitas. Foto: Instagram@wiswaranitextile--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Bali dikenal dunia sebagai pulau penuh keajaiban budaya dan spiritualitas.
Selain tari-tarian dan upacara adatnya yang unik, Bali juga menyimpan satu kekayaan tekstil tradisional yang sangat istimewa: Tenun Gringsing.
Kain ini tidak hanya menjadi lambang estetika, tetapi juga mengandung nilai filosofis dan spiritual yang sangat dalam.
Tenun Gringsing berasal dari Desa Tenganan Pegringsingan, salah satu desa Bali Aga—yaitu kelompok masyarakat Bali yang mempertahankan budaya pra-Hindu Majapahit.
BACA JUGA:Resep Lapis Legit Anti Gagal! Lembut, Wangi, dan Cocok untuk Momen Spesial
Yang menjadikan kain ini sangat spesial adalah teknik tenunnya: menggunakan metode ikat ganda (double ikat), di mana benang pakan dan lungsi diwarnai terlebih dahulu dengan motif tertentu sebelum ditenun.
Hanya ada tiga tempat di dunia yang menerapkan teknik ini: Bali, Jepang, dan India. Hal tersebut menjadikan Gringsing sebagai warisan budaya yang sangat langka.
Nama “Gringsing” terdiri dari dua kata: “gring” yang berarti sakit, dan “sing” yang berarti tidak. Jika digabungkan, maknanya adalah “tidak sakit” atau penolak penyakit.
Masyarakat Bali meyakini bahwa kain ini memiliki kekuatan magis yang dapat melindungi pemakainya dari bahaya atau gangguan roh jahat.
BACA JUGA:14 Strategi Menghasilkan Uang dari TikTok di Tahun 2025, Simak Peluang Terbaiknya!
Oleh sebab itu, kain ini sering dikenakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, potong gigi (metatah), dan upacara keagamaan penting lainnya.
Menurut tradisi masyarakat Tenganan, keterampilan menenun Gringsing diwariskan secara turun-temurun dan dianggap sebagai bentuk anugerah dari kekuatan spiritual yang tinggi.
Tidak semua orang diizinkan membuat kain ini, karena pembuatannya disertai dengan syarat-syarat adat yang harus dipatuhi.
Oleh karena itu, Gringsing bukan sekadar kain, tetapi juga simbol kesucian, ketekunan, dan penghormatan terhadap leluhur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: