Tradisi Melabuh Suku Banjar dan Dayak, Warisan Sakral dari Kalimantan

Tradisi Melabuh Suku Banjar dan Dayak, Warisan Sakral dari Kalimantan

Upacara Melabuh Banjar-Dayak jadi wujud penghormatan terhadap alam dan leluhur-Foto instagram @kalimantanpunya.id @banjarbarumedsos-

BACA JUGA:Kuntau: Seni Bela Diri Tradisional Banjar yang Menjadi Warisan Leluhur

Doa-doa yang dibacakan seringkali menggunakan bahasa Arab, seperti pembacaan surah Al-Fatihah dan selawat nabi. 

Unsur keislaman berpadu dengan adat lokal, menciptakan tradisi yang harmonis antara keyakinan dan budaya.

Berbeda dengan itu, pada Suku Dayak, tradisi Melabuh masih sangat kental dengan unsur animisme dan kepercayaan terhadap roh alam. 

Upacara dipimpin oleh balian yang dipercaya memiliki kemampuan berkomunikasi dengan dunia roh. Ritual dilakukan dengan iringan bunyi gong, nyanyian adat, serta gerakan tarian yang sakral. Suasana terasa mistis dan penuh penghormatan terhadap kekuatan alam yang mereka yakini.

BACA JUGA:Adat Istiadat Suku Dayak Kalimantan yang Masih Dilestarikan

Nilai Sosial dan Kearifan Lokal

Tradisi Melabuh juga berperan penting dalam mempererat hubungan sosial masyarakat. Seluruh warga kampung turut serta dalam persiapan dan pelaksanaan upacara. Mereka bekerja sama, berbagi tugas, dan saling membantu. Kebersamaan ini menumbuhkan rasa solidaritas dan persaudaraan di antara warga.

Selain itu, Melabuh juga menjadi sarana pendidikan budaya bagi generasi muda. Anak-anak dan remaja diajak untuk menyaksikan dan belajar memahami makna upacara, agar kelak mereka dapat melanjutkan tradisi tersebut. 

Dengan begitu, nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong, rasa syukur, dan penghormatan terhadap alam dapat terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

BACA JUGA:Kerajinan Anyaman Bambu dari Tomohon, Manado: Warisan Budaya yang Tetap Hidup

Pelestarian Tradisi di Era Modern

Kini, pelaksanaan tradisi Melabuh tidak lagi sesering dahulu. Modernisasi dan perubahan pola hidup menyebabkan sebagian masyarakat mulai melupakan makna aslinya. Namun, di beberapa daerah Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur, upacara ini masih dijaga dan dilaksanakan setiap tahun.

Pemerintah daerah bersama komunitas adat bahkan menjadikan Melabuh sebagai bagian dari kegiatan budaya dan pariwisata. 

Selain menjaga warisan leluhur, langkah ini juga memperkenalkan kekayaan budaya Kalimantan kepada masyarakat luas. Tradisi ini menjadi bukti bahwa meskipun zaman berubah, nilai-nilai leluhur tetap relevan untuk dijaga dan diwariskan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: