Disway Awards

Seni Pahat: Memahat Jejak Budaya dan Keindahan

Seni Pahat: Memahat Jejak Budaya dan Keindahan

Seni pahat adalah warisan budaya yang terus bertahan dari zaman prasejarah hingga era modern.-Ilustrasi Freepik.com-

Bahan dalam seni pahat biasanya keras, kuat, dan mampu bertahan lama. Beberapa bahan yang kerap digunakan antara lain:

  • Kayu – relatif lebih mudah dibentuk, contohnya jati, mahoni, atau sonokeling.
  • Batu – seperti andesit, granit, dan marmer, biasa digunakan untuk pahatan monumental.
  • Logam – pahatan dari tembaga atau perunggu biasanya dibuat untuk karya bernilai tinggi.
  • Bahan modern – resin, gips, atau bahan sintetis lain digunakan seniman kontemporer untuk bereksperimen.

Pemilihan bahan sangat memengaruhi hasil akhir, baik dari segi keindahan maupun daya tahan karya.

BACA JUGA:Tari Batik Pace: Warisan Budaya Penuh Makna dari Pacitan Jawa Timur

Teknik dalam Seni Pahat

Untuk menciptakan karya pahatan, seniman menggunakan berbagai teknik, di antaranya:

  1. Mengukir – mengurangi permukaan bahan untuk membentuk motif atau pola tertentu.
  2. Menatah – mengiris dan mengikis bahan agar terbentuk lekukan sesuai rancangan.
  3. Pahat dalam – membuat cekungan atau lubang lebih dalam untuk menonjolkan bentuk.
  4. Relief – pahatan yang menempel pada bidang datar, bisa berupa tonjolan atau pahatan cekung.

Setiap teknik memiliki tingkat kesulitan tersendiri, sehingga dibutuhkan keterampilan, kesabaran, serta ketelitian tinggi.

BACA JUGA:Kolintang Sulawesi Utara: Harmoni Kayu dari Minahasa

Fungsi Seni Pahat

Seni pahat memiliki banyak fungsi dalam kehidupan manusia, antara lain:

  • Religius – digunakan sebagai sarana pemujaan atau simbol spiritual, contohnya arca dan patung leluhur.
  • Estetis – mempercantik lingkungan melalui ukiran kayu, ornamen pintu, maupun patung taman.
  • Historis – pahatan menjadi saksi perjalanan peradaban, misalnya relief pada candi.
  • Praktis – diaplikasikan pada benda sehari-hari seperti mebel ukir, perlengkapan adat, atau dekorasi rumah.

Dengan beragam fungsi tersebut, seni pahat membuktikan dirinya sebagai karya yang tidak hanya indah, tetapi juga berguna.

BACA JUGA:Ronggeng Ketuk: Seni Tradisional Banyumas yang Hidup di Tengah Masyarakat

Contoh Seni Pahat di Indonesia

Indonesia kaya dengan karya pahatan yang bernilai tinggi, di antaranya:

  1. Relief Candi Borobudur di Jawa Tengah yang menceritakan ajaran dan kisah kehidupan Buddha.
  2. Relief Candi Prambanan yang menggambarkan kisah Ramayana dengan detail luar biasa.
  3. Ukiran Jepara dari Jawa Tengah yang terkenal halus dan bernilai estetika tinggi, sering dijadikan hiasan furnitur.
  4. Pahatan Dayak di Kalimantan yang sarat makna spiritual, menghiasi rumah adat dan patung totem.
  5. Arca Hindu-Buddha di Bali maupun Jawa yang merepresentasikan keyakinan masyarakat pada masa lalu.

Karya-karya tersebut tidak hanya menunjukkan keindahan, tetapi juga memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia.

BACA JUGA:Telempong Unggan: Kesenian Musik Tradisional dari Sijunjung

Seni Pahat dalam Dunia Modern

Seiring perkembangan zaman, seni pahat tidak lagi terbatas pada ritual atau tradisi. Kini banyak seniman memanfaatkan seni pahat sebagai media ekspresi kontemporer. 

Karya mereka dapat ditemukan di galeri, ruang publik, hingga dalam desain interior modern.

Selain itu, seni pahat juga masuk ke ranah industri kreatif. Produk ukiran kayu dari Jepara, misalnya, telah mendunia dan menjadi komoditas ekspor yang bernilai tinggi. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: