Mengenal Tari Magunatip, Tarian Tradisional Dayak Penuh Makna
Tari Magunatip unik dengan lompatan penari di antara bambu yang diketukkan cepat-Foto [email protected]
Beberapa ciri khas gerakan antara lain:
- Lompatan cepat untuk menyesuaikan dengan ritme bambu yang makin lama makin cepat.
- Formasi berpasangan antara penari laki-laki dan perempuan yang menggambarkan keharmonisan.
- Putaran tubuh dan tepukan untuk memperkuat ekspresi keceriaan.
- Gerakan ini menampilkan kombinasi antara kelincahan, kecepatan, dan keindahan yang membuat tarian tampak hidup dan penuh energi.
BACA JUGA:Tradisi Mappatabe: Warisan Kesopanan dari Bugis-Makassar
Iringan Musik dan Properti
Tarian ini tidak bisa dilepaskan dari bambu sebagai properti utama. Batang bambu dipotong sekitar 1–2 meter, kemudian dimainkan oleh beberapa orang yang duduk di kedua sisi. Bambu dipukul ke tanah atau diketukkan satu sama lain, menghasilkan bunyi khas yang menjadi penanda ritme.
Selain bambu, iringan musik tradisional suku Dayak seperti gong atau alat musik perkusi lainnya turut memperkuat suasana.
Perpaduan bunyi bambu dengan alat musik tersebut menciptakan harmoni yang berbeda dari tarian daerah lain di Indonesia.
BACA JUGA:Tradisi Pacu Jalur Mendunia: Sejarah dan Maknanya bagi Masyarakat Riau
Fungsi Sosial dan Budaya
Sejak dahulu, Tari Magunatip ditampilkan dalam berbagai acara masyarakat. Misalnya pada pesta panen, perayaan adat, penyambutan tamu kehormatan, hingga festival rakyat. Kehadirannya selalu membawa keceriaan dan mempererat hubungan sosial antarwarga.
Lebih dari itu, tarian ini juga menjadi media pendidikan. Anak-anak yang ikut serta belajar mengendalikan gerakan dan mengikuti irama akan memahami arti kerja sama, kebersamaan, serta tanggung jawab.
Dengan demikian, tarian ini berfungsi ganda: sebagai hiburan sekaligus sarana membentuk karakter.
BACA JUGA:Padusan di Boyolali: Ritual Penyucian Diri Menyambut Ramadan
Keunikan Dibanding Tarian Lain
Bila dibandingkan dengan tarian tradisional dari daerah lain, Tari Magunatip memiliki keunikan tersendiri. Tarian ini tidak hanya menonjolkan estetika gerak, tetapi juga unsur permainan dan tantangan.
Penonton bisa ikut merasakan ketegangan setiap kali penari melompat di antara bambu yang diketukkan dengan cepat.
Selain itu, keterlibatan banyak orang dalam satu pertunjukan menjadikan tarian ini berbeda. Tidak hanya penari yang berperan, tetapi juga para pemain bambu dan pemusik yang harus selaras. Semua pihak harus bekerja sama agar pertunjukan berjalan lancar.
BACA JUGA:Tradisi Apeman di Yogyakarta: Simbol Syukur dan Pelestarian Budaya
Upaya Pelestarian
Di tengah derasnya arus modernisasi, Tari Magunatip tetap dijaga kelestariannya. Pemerintah daerah, sekolah, dan sanggar seni di Kalimantan Utara sering menampilkan tarian ini dalam berbagai acara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





