Upacara Adat Marhaban di Banten: Warisan Tradisi Penuh Makna
ILUSTRASI: Marhaban di Banten, tradisi sakral penyambutan bayi dengan doa, cukur rambut, dan syukuran--
BACA JUGA:Bob vs Lob: Pilihan Potongan Rambut untuk Efek Wajah Lebih Langsing
Tahapan Upacara Marhaban
Upacara Marhaban terdiri dari beberapa rangkaian prosesi yang penuh makna, antara lain:
1. Persiapan dan Undangan
Beberapa hari sebelum acara, keluarga menyiapkan tempat untuk berkumpul. Rumah akan ditata sedemikian rupa agar bisa menampung para tamu. Selain keluarga dekat, tetangga dan kerabat juga diundang, sehingga suasana menjadi ramai dan hangat.
BACA JUGA:Taman Kuliner UMKM Bung Karno Hadirkan Pertunjukan Musik Setiap Akhir Pekan
2. Lantunan Doa dan Puji-Pujian
Acara diawali dengan pembacaan doa serta syair marhaban. Biasanya dilakukan oleh kelompok ibu-ibu pengajian atau tokoh agama setempat. Lantunan dimulai dengan nada yang lembut dan perlahan, lalu semakin cepat hingga mencapai puncaknya. Irama yang dinamis ini menghadirkan nuansa khidmat, sekaligus menambah semangat dan kekhusyukan acara.
3. Prosesi Cukur Rambut
Setelah doa dan pujian selesai, bayi dibawa ke hadapan para tamu. Tokoh agama atau orang yang dituakan biasanya mendapat giliran pertama untuk memotong rambut bayi secara simbolis. Setelah itu, ayah, kakek, atau anggota keluarga lainnya ikut serta. Para tamu undangan pun boleh bergiliran memotong sedikit rambut, sebagai simbol doa dan restu untuk sang anak. Rambut yang telah dipotong biasanya ditimbang, lalu nilai timbangannya diganti dengan emas, perak, atau uang yang kemudian disedekahkan.
BACA JUGA:Tembok Raksasa Bawah Laut Bunaken: Permata Bahari Indonesia
4. Pemberian Nama
Prosesi berikutnya adalah pengumuman nama bayi. Nama yang dipilih orang tua biasanya memiliki arti yang baik, berhubungan dengan harapan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia, cerdas, dan berguna bagi masyarakat. Dengan diumumkannya nama di hadapan keluarga dan masyarakat, maka secara resmi anak tersebut telah dikenalkan kepada lingkungan sekitarnya.
5. Doa Penutup dan Syukuran
Acara diakhiri dengan doa bersama. Setelah itu, para tamu dijamu dengan hidangan sederhana seperti nasi tumpeng, aneka kue tradisional, atau makanan khas daerah. Hidangan ini menambah suasana kebersamaan, karena makan bersama menjadi simbol rasa syukur sekaligus bentuk penghormatan kepada tamu yang hadir.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




