Damarwulan: Seni Pertunjukan Perpaduan Tari dan Teater dari Banyuwangi
Pertarungan Damarwulan melawan Minak Jinggo sang penguasa Blambangan-Foto IndonesiaKaya-
BACA JUGA:20 Inspirasi Menu Masakan Rumahan Praktis dan Murah untuk Sehari-hari
Jumlah pemain yang terlibat biasanya cukup banyak, mencapai 40 hingga 50 orang dalam satu pertunjukan.
Ini menunjukkan bahwa seni pertunjukan ini berskala besar dan membutuhkan koordinasi yang matang.
Tokoh-tokoh utama seperti Damarwulan, Minak Jinggo, dan Putri Kencana Wungu tampil dominan dalam alur cerita.
Namun, ada pula karakter pendukung yang memperkaya jalan cerita dengan menghadirkan suasana romantis, komedi, maupun ketegangan.
BACA JUGA:6 Artis Ini Dulu Pernah Bersinar, Kini Hidup Sederhana demi Bertahan Hidup
Kehadiran seorang dalang dalam pertunjukan ini menjadi elemen penting. Dalang berperan sebagai pemandu cerita yang menjembatani alur pertunjukan dengan penonton.
Ia menjelaskan situasi, memberikan pengantar adegan, dan terkadang menyisipkan pesan moral di sela-sela cerita.
Meskipun tidak tampil sebagai karakter dalam cerita, peran dalang sangat menentukan kelancaran jalannya pertunjukan.
Dalam segi bahasa, Damarwulan menggunakan bahasa Jawa klasik untuk adegan utama, terutama yang bersifat formal atau serius.
BACA JUGA:Penjualan BYD Turun 9,7 Persen pada Juli 2025, PHEV Jadi Biang Kerok
Namun untuk bagian komedi, sering digunakan bahasa Using, yakni bahasa khas masyarakat Banyuwangi.
Kombinasi dua bahasa ini tidak hanya memperkaya nuansa pertunjukan, tetapi juga memperkuat identitas lokal.
Ciri khas lain dari kesenian Damarwulan adalah cara penyampaian dialog dalam bentuk lagu atau nyanyian. Setiap percakapan antar tokoh dikemas dengan irama yang mengikuti alunan musik tradisional.
Musik pengiring biasanya menggunakan alat musik gamelan yang menciptakan suasana dramatis dan memperkuat pesan dari setiap adegan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





