Batik Sasambo: Simbol Harmoni dari Tiga Etnis NTB

Batik Sasambo: Simbol Harmoni dari Tiga Etnis NTB

Batik Sasambo bukan hanya kain dengan motif yang indah; ia adalah wujud dari semangat kebersamaan antara tiga etnis di NTB. - Foto: Instagram@batik_sasambo.id --

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Batik dikenal sebagai warisan budaya Indonesia yang mendalam dan sarat makna. 

Salah satu varian khas yang muncul dari Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah Batik Sasambo

Nama “Sasambo” diambil dari singkatan tiga suku utama di provinsi ini: Sasak (Lombok), Samawa (Sumbawa), dan Mbojo (Bima). 

Penciptaan batik ini bukan sekadar untuk estetika, tetapi sebagai lambang persatuan dan identitas budaya tiga komunitas besar tersebut.

BACA JUGA:Tradisi Rokok Jontal: Terbuat Daun Lontar yang Hidup di Pulau Sumbawa

Bagaimana Batik Ini Muncul

Pada sekitar tahun 2010, pemerintah NTB mencanangkan Batik Sasambo sebagai cagar budaya lokal.

Langkah ini diperkuat dengan kebijakan agar pegawai negeri sipil mengenakan batik tersebut pada hari-hari tertentu. 

Sejak saat itu, perhatian terhadap batik ini meningkat – dari dipakai di lingkungan pemerintahan hingga munculnya permintaan dari masyarakat umum.

BACA JUGA:Barapan Kebo: Warisan Budaya Penuh Semangat dari Sumbawa Barat

Proses Pembuatan

Desa Pringgasela di Lombok Timur menjadi pusat produksi Batik Sasambo. Di sana, komunitas pengrajin melakukan proses dari awal hingga akhir: mendesain, membatik, mewarnai, hingga finishing di tangan para ahli. 

Bahan dasar kain dan pewarna umumnya diimpor dari tempat lain seperti Yogyakarta, namun seluruh proses pembuatannya benar-benar dilakukan oleh pengrajin lokal.

Biasanya, satu helai batik memerlukan waktu pengerjaan beberapa hari tergantung tingkat kerumitan serta teknik pewarnaan yang digunakan. Setiap tahap dikerjakan dengan teliti untuk memastikan hasilnya berkualitas tinggi dan penuh makna.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: