Lenacapavir: Inovasi Terbaru dalam Pengobatan HIV dan Perkembangannya

Lenacapavir hadir sebagai inovasi revolusioner dalam pengobatan HIV, dengan cara kerja yang berbeda dan durasi efektivitas yang sangat panjang. - Foto freepik--
BACA JUGA:5 Artis Indonesia yang Melakukan Transformasi Ekstrim Demi Peran
Sebagai hasil dari keberhasilan uji klinis tersebut, pada tahun 2022, European Medicines Agency (EMA) memberikan izin edar bagi Lenacapavir untuk digunakan pada pasien HIV dewasa yang memiliki keterbatasan pilihan pengobatan karena resistansi obat.
Tak lama setelah itu, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat juga memberikan persetujuan serupa.
Saat ini, penelitian terhadap Lenacapavir terus dilanjutkan untuk mengeksplorasi potensi lainnya, termasuk sebagai PrEP jangka panjang yang lebih mudah diakses dan diterapkan di berbagai negara.
Meski potensinya sangat besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi sebelum Lenacapavir bisa menjadi solusi global bagi pengobatan dan pencegahan HIV, di antaranya:
BACA JUGA:Lukisan Kulit Kayu Asei: Seni Tradisional dari Jantung Papua
Harga yang Tinggi
Sebagai obat baru dengan teknologi canggih, biaya Lenacapavir masih relatif mahal. Ini bisa menjadi kendala bagi pasien di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Aksesibilitas di Negara Berkembang
Distribusi dan ketersediaan obat ini di negara dengan angka infeksi HIV tinggi masih perlu ditingkatkan agar manfaatnya bisa dirasakan secara merata.
BACA JUGA:Ide Bisnis Es Teler Cake Dessert Box yang Menjanjikan
Pengawasan Efek Jangka Panjang
Karena teknologi ini masih terbilang baru, dibutuhkan pemantauan lebih lanjut untuk mengetahui keamanan Lenacapavir dalam penggunaan jangka panjang, termasuk kemungkinan efek samping yang mungkin timbul setelah bertahun-tahun digunakan.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: