Modul Ilegal Tesla Laris, Picu Risiko Besar di Jalanan China

Showroom Tesla dipadati pengunjung di China.//Foto:NBD/Ist.--
BACA JUGA:Cara Top Up BRIZZI Saat Darurat: Tanpa ATM, Tanpa BRImo, Tetap Bisa!
Tingginya minat terhadap perangkat ilegal ini diyakini berkaitan erat dengan dua hal:
- Fitur terbatas pada versi standar Tesla.
- Harga mahal paket autopilot resmi.
Sebagai informasi, paket Enhanced Autopilot (EAP) dan Full Self-Driving (FSD) dijual antara 32.000 hingga 64.000 yuan (sekitar Rp 708 juta hingga Rp 1,4 miliar), angka yang terbilang tinggi bahkan untuk konsumen kelas menengah atas di Tiongkok.
Dalam konteks ini, perangkat ilegal menjadi ‘jalan pintas’ yang berbahaya namun murah bagi pengguna yang ingin merasakan fitur hands-free driving.
BACA JUGA:Tesla Catat Sejarah: Mobil Tanpa Sopir Antar Diri ke Rumah Konsumen di Austin
Sebagai respons terhadap situasi ini, Tesla resmi meluncurkan FSD Supervised di pasar China pada 30 Juni 2025.
Fitur ini merupakan versi terbaru sistem bantuan mengemudi tingkat lanjut yang mengintegrasikan pembelajaran AI berbasis kamera dan umpan balik pengemudi secara real time. Bahkan peluncurannya juga dilakukan di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko dan Puerto Riko.
Staf Tesla di salah satu showroom yang ada di Beijing mengkonfirmasi bahwa peluncuran FSD tengah berlangsung bertahap di pasar domestik.
Bahkan kehadiran sistem ini diharapkan bisa menjadi solusi legal dan aman bagi pengguna Tesla yang ingin merasakan teknologi mengemudi otonom tanpa harus menggunakan perangkat ilegal yang berpotensi membahayakan diri pengemudi dan penumpangnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: