Dinsos Lampung Utara Bantu Bayi Penderita Jantung Bocor dan Pneumonia

Bantuan diserahkan oleh Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Lampung Utara, Gria Suryana Adhitama, S.Pt-Foto Hasan-
LAMPURA, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Pemerintah Kabupaten Lampung Utara melalui Dinas Sosial (Dinsos) menyalurkan bantuan kepada bayi berusia tiga bulan bernama Anggia, yang menderita jantung bocor dan pneumonia.
Bantuan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap keluarga kurang mampu yang tengah menghadapi ujian berat.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Lampura, Gria Suryana Adhitama, S.Pt., menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Sentra Wyata Guna Bandung, Kementerian Sosial RI.
“Kita dari Dinsos Lampung Utara kebetulan telah berkordinasi dengan Tim dari Sentra Wyata Guna Bandung. Insya Allah dalam waktu dekat Kementerian Sosial akan berkunjung ke Lampung Utara untuk implementasi bantuan. Kami sudah meneruskan laporan keadaan bayi penderita jantung bocor dan pneumonia tersebut,” ujar Suryana saat diwawancarai, Sabtu (21 Juni 2025).
BACA JUGA:Gak Butuh waktu Lama Polsek Kalianda berhasil Bekuk Pelaku Pencuri Sapi
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit Handayani untuk menyerahkan bantuan dan meninjau kondisi Anggia.
“Kami memberikan bantuan, mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan beban keluarga. Ini bentuk kepedulian pemerintah. Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan dari dokter, apakah pasien perlu dirujuk kembali atau tidak. Yang jelas, adik ini berasal dari keluarga yang kurang mampu,” jelasnya.
Sebelumnya, kisah perjuangan keluarga kecil ini telah mengundang simpati banyak pihak. Askari, ayah dari Anggia, adalah seorang pedagang ikan keliling yang tinggal di kontrakan sederhana di kawasan belakang Sentral, Kelurahan Kota Alam, Kotabumi. Ia tinggal bersama istrinya, Een Safitri, dan dua anak mereka.
Sejak akhir April 2025, kondisi Anggia memburuk dan harus dilarikan ke RS Handayani Kotabumi. Karena situasi semakin kritis, ia kemudian dirujuk ke RS Abdul Moeloek di Bandar Lampung untuk menjalani perawatan intensif selama sembilan hari.
BACA JUGA:Terbungkus Kantong Plastik, Polisi Temukan Jasad Bayi Perempuan Milik Mahasiswi di Bandar Lampung
Saat itu, Askari hanya membawa uang Rp50.000. Dalam kondisi genting, ia dan keluarganya harus bertahan hidup di kota orang demi kesembuhan anak mereka.
Meskipun biaya rumah sakit ditanggung BPJS, beban ekonomi tetap berat karena Askari terpaksa menghentikan pekerjaannya demi mendampingi Anggia di rumah sakit.
Setelah sempat membaik dan diperbolehkan pulang, penyakit Anggia kambuh kembali. Ia harus kembali menjalani perawatan di RS Handayani. Keluarga ini harus bolak-balik rumah sakit, meski penghasilan harian mereka sangat terbatas.
“Saya berangkat subuh ke pasar sentral untuk ambil ikan, lalu keliling jualan. Kadang untung Rp80 ribu, kadang di bawah Rp50 ribu. Itu semua harus cukup untuk beli susu, bayar kontrakan, dan makan sehari-hari,” ujar Askari dengan mata berkaca-kaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: