Tari Periri Sesamungan: Merupakan Simbol Perdamaian dan Harmoni dari Nusa Tenggara Barat

Tari Periri Sesamungan: Merupakan Simbol Perdamaian dan Harmoni dari Nusa Tenggara Barat

Tari Periri Sesamungan bukan sekadar seni pertunjukan, melainkan warisan budaya yang memiliki pesan moral tinggi. Foto: Instagram@budayasasambo--

BACA JUGA:Barapan Kebo: Warisan Budaya Penuh Semangat dari Sumbawa Barat

Nilai dan Makna Filosofis

Tari Periri Sesamungan membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga hubungan baik antar warga. Setiap gerakan dalam tarian ini mencerminkan proses penyembuhan sosial dari situasi konflik menuju perdamaian. 

Gerakan yang lemah lembut, beriringan, dan penuh keharmonisan menunjukkan tekad bersama untuk membangun kembali persatuan dan menghapus kebencian.

Selain itu, penggunaan kain atau selendang berwarna-warni dalam tarian menggambarkan perbedaan budaya, suku, dan latar belakang sosial yang menyatu dalam gerakan serempak. Simbol ini mengingatkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang untuk hidup rukun, melainkan kekuatan untuk menciptakan harmoni.

BACA JUGA:Barapan Kebo: Warisan Budaya Penuh Semangat dari Sumbawa Barat

Komposisi dan Penyajian Tari

Tari Periri Sesamungan pada umumnya dibawakan oleh kelompok penari perempuan dalam jumlah genap, biasanya delapan atau sepuluh orang. Mereka menari dalam formasi yang teratur, dengan gerakan yang saling menyatu. 

Tarian ini terdiri dari beberapa bagian, dimulai dengan pembukaan yang tenang, diikuti oleh bagian tengah yang lebih dinamis, dan diakhiri dengan gerakan yang menggambarkan keberhasilan dalam menciptakan perdamaian.

Struktur gerakan ini menggambarkan perjalanan masyarakat dari situasi ketegangan menuju kondisi yang penuh kedamaian. Tarian ini bukan hanya indah secara visual, tetapi juga menyentuh secara emosional karena menyampaikan harapan dan rekonsiliasi.

BACA JUGA:Cerita Rakyat Jawa Timur 'Ande-Ande Lumut': Kisah Cinta dan Ujian Kehormatan

Iringan Musik dan Kostum

Musik pengiring dalam Tarian tersebut berasal dari alat musik tradisional NTB, seperti gendang beleq, gong, dan jugay6 suling. Alunan musiknya berpadu lembut dengan gerakan penari, menciptakan suasana yang menenangkan. Irama yang dimainkan bersifat mengayun dan stabil, memperkuat makna keharmonisan yang ingin disampaikan.

Busana penari biasanya terbuat dari kain tenun tradisional khas Lombok dengan motif khas daerah. Warna-warna yang dipilih mencerminkan semangat dan ketulusan dalam membangun perdamaian. 

Para penari juga mengenakan hiasan kepala dan aksesoris sederhana yang memperkuat kesan elegan dan sopan. Kain atau selendang yang dibawa oleh penari menjadi bagian penting dari properti tari karena digunakan dalam beberapa gerakan simbolik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: