Sawai, Desa Tertua yang Penuh Kehangatan

Sawai, Desa Tertua yang Penuh Kehangatan

Sawai, Desa Tertua - Foto instagram @describeindonesia--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Burung-burung berkicau riang di antara rimbunnya pepohonan Taman Nasional Manusela, menyambut pagi yang baru di Pulau Seram, Maluku. 

Sinar mentari perlahan menembus sela-sela dedaunan, membawa hawa sejuk yang menyegarkan. 

Udara pagi begitu murni, seolah menyambut dengan ramah setiap tamu yang datang. 

Kami pun mulai terjaga dari lelap, sadar bahwa perjalanan menuju Desa Sawai—destinasi penuh sejarah di ujung Seram—hampir mencapai tujuan.

BACA JUGA:Benteng Otanaha, Menapak Sejarah Kolonial Portugis di Tepi Danau Limboto

Perjalanan menembus kelok-kelok tajam yang oleh warga dikenal sebagai jalur "SS" sempat mengguncang perut, namun semua itu terbayar ketika pengemudi memberi kabar bahwa desa tujuan sudah dekat. 

Rasa tidak nyaman seketika tergantikan oleh semangat dan rasa penasaran. 

Kami meninggalkan jalan utama Trans Seram dan berbelok ke jalur kecil yang sepi, sempat ragu karena tak tampak tanda-tanda kehidupan. 

Namun, atap rumah-rumah warga mulai terlihat dari kejauhan, memberi kami harapan bahwa arah kami sudah benar.

BACA JUGA:Pulau Karya, Surga Tersembunyi di Selatan Kepulauan Seribu

Kami bertanya kepada beberapa warga yang sedang berjalan kaki, dan mereka membenarkan bahwa Desa Sawai hanya berjarak sekitar satu setengah kilometer lagi. 

Tak lama kemudian, kami sampai di sebuah bukit kecil. Di kakinya, desa yang kami cari akhirnya terbentang dengan tenang. 

Inilah Sawai, desa yang diyakini sebagai permukiman tertua di daratan Maluku.

Langkah pertama kami di Sawai adalah menuju penginapan bernama Lisar Bahari. Lokasinya berada di ujung desa, langsung menghadap ke laut. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: