Interval Pergantian Air Radiator Pada Mobil dan Jenisnya
Pergantian Air Radiator Pada Mobil harus dilakukan dengan rutin --
Setiap 2 hingga 3 Tahun SekaliSebagian besar produsen mobil merekomendasikan untuk mengganti air radiator setiap 2 hingga 3 tahun sekali, atau sekitar 40.000 hingga 60.000 kilometer atau seberapa kondisi jalan yang sering dilalui
Setelah Mengalami Overheating
Jika mesin mobil Anda mengalami overheating atau suhu mesin naik secara signifikan, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dengan sistem pendingin.
Salah satu penyebab umum overheating adalah cairan radiator yang sudah terkontaminasi atau volume cairan yang tidak mencukupi. Jika ini terjadi, segera periksa kondisi air radiator dan ganti jika diperlukan.
Jika Air Radiator Terlihat Kotor atau Berubah Warna
Air radiator yang bersih seharusnya berwarna hijau, merah, atau biru, tergantung pada jenis cairan yang digunakan. Jika air radiator terlihat keruh, kotor, atau berubah warna menjadi cokelat, ini menandakan adanya kotoran atau karat yang bisa mengurangi efektivitasnya dalam mendinginkan mesin.
Sebaiknya segera ganti air radiator dalam kondisi tersebut,Ini membantu mencegah masalah sistem pendingin yang bisa muncul tanpa disadari.
Jenis-Jenis Cairan Radiator yang Tersedia di Pasaran
Di pasaran, ada beberapa jenis cairan radiator yang dapat dipilih, masing-masing dengan keunggulan dan karakteristik yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis cairan radiator yang umum digunakan:
BACA JUGA:Suzuki Satria Hiu: Legenda 2-Tak yang Melekat di Hati Penggemar Kecepatan
Cairan Radiator Berbasis Air (Conventional Coolant)
Ini adalah jenis cairan radiator yang paling umum digunakan. Biasanya cairan ini terbuat dari campuran air dan etilen glikol (EG) yang memiliki kemampuan untuk mendinginkan mesin dengan baik. Cairan ini cocok untuk kendaraan yang tidak sering digunakan dalam kondisi ekstrem.
Cairan Radiator Berbasis Propilen Glikol (PG Coolant)
Cairan radiator berbasis propilen glikol lebih ramah lingkungan dan lebih aman digunakan. Meski kemampuannya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan cairan berbasis etilen glikol, cairan ini lebih sedikit menyebabkan kerusakan pada sistem pendingin dan lebih aman jika tumpah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: