Pj Gubernur Samsudin Tegas Tidak Izinkan Impor Tepung Tapioka ke Lampung

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah II Lampung mengungkap adanya aktivitas impor tepung tapioka oleh empat perusahaan besar di Provinsi Lampung sepanjang tahun 2024.

Data KPPU menunjukkan bahwa total impor mencapai 59.050 ton tepung tapioka dari Vietnam dan Thailand dengan nilai mencapai Rp 511,4 miliar.

Aktivitas ini diduga memengaruhi penurunan harga beli ubi kayu lokal, yang merugikan para petani di daerah tersebut.

Menurut Kepala Kantor KPPU Wilayah II Lampung, Wahyu Bekti Anggoro, kegiatan impor terakhir tercatat pada Juni 2024. 

BACA JUGA:Siswa SDN 01 Way Lunik Masih Diliburkan Akibat Dampak Banjir

BACA JUGA:Wakil Wali Kota Bandar Lampung dan Pj Gubernur Tinjau Lokasi Banjir, Sampaikan Solusi Penanganan

"Impor dilakukan oleh grup pelaku usaha besar di Lampung. Namun, pelabuhan distribusinya bukan di Pelabuhan Panjang, melainkan melalui Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak. Sementara itu, aktivitas impor yang masuk melalui Pelabuhan Panjang dilakukan oleh pelaku usaha lain," Kata Wahyu pada Jumat 17 Januari 2025.

Ia juga menambahkan bahwa distribusi tepung tapioka impor ke Lampung dilakukan melalui Pelabuhan Bakauheni menggunakan armada truk. 

"Pemprov saat itu tidak mengambil langkah tegas terhadap impor yang masuk dari luar negeri," Jelasnya. 

KPPU mencatat, satu kelompok usaha mendominasi hingga 80 persen dari total impor, setara dengan 47.202 ton tepung tapioka atau senilai 25 juta USD (Rp 407,4 miliar). 

BACA JUGA:Pimpin Musdesus Penetapan Penerima BLT DD,Didik : Usahakan Bisa Dibelikan Hewan Ternak

BACA JUGA:Proyek Pembangunan WC Senilai Miliaran Rupiah di Lampung Utara Diduga Jadi Ladang Korupsi

Wahyu menilai dominasi impor ini menjadi salah satu penyebab rendahnya harga beli ubi kayu lokal, sehingga produsen lokal kesulitan bersaing.

“Ada hubungan langsung antara peningkatan volume impor tepung tapioka dengan turunnya harga beli bahan baku lokal,” tegas Wahyu.

Sumber: