Jangan Tertipu! Ini Modus Pelaku Kejahatan Perdagangan Orang Asal Indonesia

Jangan Tertipu! Ini Modus Pelaku Kejahatan Perdagangan Orang Asal Indonesia

--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia salah satu negara asal perdagangan orang di dunia yang masuk tingkat II dalam pencegahan dan penanganan Tindak Pidana perdagangan orang (TPPO). 

Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Jepang, Hong Kong, Timur Tengah menjadi tujuan perdagangan orang dari Indonesia

Deputi Bidang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Ratna Susianawati menyampaikan, berbagai cara yang dilakukan penjahat TPPO ke luar negeri yang kini marak terjadi di Indonesia.

"Cara TPPO ini berbagai macam cara mulai dari magang kerja hingga tawaran beasiswa. Selain itu mayoritas korban atas tindak pidana tersebut adalah perempuan dan anak-anak," ungkapnya, Minggu (30/7).

BACA JUGA:Ramalan Zodiak Leo-Capricorn Hari Ini 31 Juli 2023, Penuhi Kewajiban Finansial Tepat Waktu

Ia menambahkan, perdagangan orang tak hanya menggunakan modus pengiriman pekerja migran saja. Banyak juga kasus TPPO dengan mengiming-imingi pekerjaan di luar negeri, hingga kuliah dengan beasiswa.

Seiring dengan perkembangan modus-modus baru yang digunakan dalam melakukan aksi perdagangan, dengan faktor mencari pekerjaan yang lebih baik, keinginan mencari suasana baru, perubahan gaya hidup serta tingginya permintaan tenaga kerja yang murah diluar dan tidak memiliki skill menjadi faktor pendorong terjadinya TPPO dari tanah air.

Selain itu, para korban tergiur dengan dengan cara di iming-iming seperti magang kerja, tawaran beasiswa, bahkan saat ini sudah menggunakan teknologi untuk mendapatkan keuntungan instan secara online baik dari scamming judi online dan mulai merambah di beberapa daerah seluruh Indonesia.

BACA JUGA:Ramalan Zodiak Aquarius-Cancer Hari Ini 31 Juli 2023, Jangan Ragu untuk Lebih Proaktif

Dirinya menerangkan teknologi saat ini mulai dimanfaatkan para pelaku untuk melakukan kejahatan seperti perekrutan, pengiklanan korban, hingga manajemen keuangan atas bisnis tersebut. Tidak jarang juga para pelaku menyasar para pemilik pendidikan tinggi.

"Menurut Data Penyelamatan Calon pekerja migran Indonesia (PMI) para korban TPPO yang dikumpulkan oleh BP2MI periode tahun 2022, mencatat hingga 5.848 CPMI non prosedural yang telah diselamatkan.

Dalam data yang dihimpun Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) mulai dari tahun 2020 hingga 2022, tercatat ada 1.418 kasus dan 1.581 korban TPPO. Mayoritas dari korban adalah perempuan dan anak.

"Simfoni PPA mencatat dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022 terdapat 1.418 kasus dan 1.581 korban TPPO. Dari datanya menunjukkan sejumlah 96 persen korban perdagangan orang berjenis kelamin perempuan serta anak," tutupnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: